Dekan Fakultas Teknik Untan Berharap Berkontribusi Terhadap Pembangunan Kota Pontianak

Rekayasa bukan berarti konotasi negatif, tapi engginering kalau dibahasa Indonesia kan itu artinya rekayasa

Penulis: Syahroni | Editor: Jamadin
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID / FILE
Dekan Teknik Untan, Rustamaji 

Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Syahroni 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Dekan Fakultas Teknik Untan, Rustamaji mengharapkan, seminar yang dilakukan oleh pihaknya dalam memperingati Hari Tata Ruang Nasional, dengan mengangkat tema "Menuju Kota Pontianak Layak Huni" dapat memberikan sumbangsih pada pemerintah setempat, khususnya mengenai tata kota. 

Sebagai lembaga pendidikan tinggi dan  bidang ilmunya berkaitan dengan rekayasa. Menurutnya apabila berbicara membangun maka erat kaitannya dengan rekayasa. 

"Rekayasa bukan berarti konotasi negatif, tapi engginering kalau dibahasa Indonesia kan itu artinya rekayasa. Kebetulan Teknik Untan memiliki program studi, Perencanaan Wilayah Kota," ucap Rustamaji, Rabu (21/11/2018).

Baca: Kehadiran Ibu, Motivasi Kristin di Ajang Porprov

Sebagai lemabaga pendidikan tinggi, ia tegaskan terus berusaha memberikan dan membantu pemerintah serta memberikan berkontribusi terhadap pembangunan kota.

"Saat kita berbicara kota layak huni, maka tidak ada kata pemeringkatan, tetapi yang ada adalah kluster. Pertama, Rata-rata dan yang masih Dibawah," Kata Rustamaji

Saat dilakukan  pemeringkatan, ia tegaskan  setiap daerah mempunyai persepsi berdeda. Maka tidak akan signifikan gambaran yang diberikan. 

"Berdasarkan warga Pontianak kotanya layak huni, walaupun ada variable yang masih perlu ditingkatkan, misalnya listrik. Listrik itu bukan tanggung jawab pemerintah kota sepenuhnya, itu adalah tanggung jawab pemerintah pusat," sebutnya. 

Selain itu, saat ini yang menjadi persoalan adalah transportasi. Pemkot bisa menyediakan tapi kenyataannya tidak menyelesaikan masalah.

Baca: Roni Irawan :Bawaslu Ketapang akan Lakukan Pendataan APK Secara Periodik

Ternyata masyarakat tidak butuh itu, masyarakat kita cenderung menggunkan sepeda motor.

Kedepan Pontianak harus memikirkan pengelolaan sampah yang berkelanjutan dan menatanya. 

"Masa lalu tidak bisa ditinggalkan begitu saja tapi tidak bisa diterapkan semua, karena jumlah penduduk terus bertambah dan kompleksitas tinggi. Semakin besar dan semakin maju sebuah kota maka tekanannya semakin besar," pungkas Rustamaji.

-- 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved