Ustadz Abdul Somad Sebut Dimas Kanjeng, Lia Eden, hingga Ahmad Mushadeq, Ini Penjelasannya
Ustadz Abdul Somad menghadiri Tabligh Akbar dengan tema Pemuda Hari Ini, Pemimpin Masa Depan, di Ketapang, Kalimantan Barat, Sabtu (20/10/2018).
Penulis: Hasyim Ashari | Editor: Agus Pujianto
Ustadz Abdul Somad pun mengaku tidak takut karena menyebut nama-nama Dimas Kanjeng, Lia Eden, dan Ahmad Mushadeq.
Ceramah Ustadz Abdul Somad di Ketapang, Kalimantan Barat:
Baca: LIVE STREAMING: kuliah Dhuha bersama Ustadz Abdul Somad dari Ponpes Hidayaturrahman Ketapang
“Ustad nyebut-nyebut nama mereka, tak takut kalo disantetnya nanti ustadz. Apa saya takut. Saya datuk, saya kyai, keris saya dua. Sombong kali Ustadz Somad,” ujarnya sambil bercanda.
“Ustadz Somad itu hanya kucing kecil saja. Kenapa harimau-harimau takut, takut karena ada singa besar di belakangnya. Di belakangnya ada singa besar, siapa habaib dan ulama,” tegasnya.
Mengutip surya.co.id, Dimas Kanjeng Taat Pribadi dalah pria asal Probolinggo, Jawa Timur ini mengaku bisa mendatangkan uang dari dunia gaib bernilai miliaran rupiah.
Belakangan Dimas Kanjeng ditangkap karena tuduhan pembunuhan berencana dan kini juga diadili kasus penipuan senilai Rp 60 miliar.
Baca: Lakukan Pembunuhan Berencana Pada Muridnya, Dimas Kanjeng Dituntut Seumur Hidup

Lalu bagaimana kondisi Dimas Kanjeng saat ini, apakah 'kesaktiannya' masih ada?
Dimas Kanjeng Taat Pribadi sejatinya menjalani sidang di Pengadilan Negeri (PN) Surabaya terkait kasus dugaan penipuan senilai Rp 60 miliar tersebut.
Dirinya juga diduga terlihat pembunuhan terhadap Abdul Gani dan Ismail Hidayah.
Pemilik Padepokan Dimas Kanjeng Taat Pribadi ini divonis 18 tahun penjara.
Sementara itu, mengutip wikipedia, Lia Aminuddin atau yang dikenal sebagai Lia Eden lahir di Jakarta, 21 Agustus 1947.
Baca: 6 Peralatan Dimas Kanjeng untuk Menipu! Nomor 3 Buat Apa Sih?
Ia adalah wanita yang mengaku telah mendapat wahyu dari malaikat Jibril untuk mendakwahkan sebuah aliran kepercayaan baru melanjutkan ajaran 3 Agama Samawi.
Masing-masing Yudaisme, Kekristenan, dan Islam dan juga menyatukan dengan agama-agama besar lainnya termasuk Buddhisme, Jainisme, dan Hindu di Indonesia.
Lia Eden kemudian mendirikan sebuah jemaat yang disebut Salamullah untuk menyebarluaskan ajarannya.
Dia secara kontroversial mengaku sebagai titisan Bunda Maria dan ditugaskan Jibril untuk mengabarkan kedatangan Yesus Kristus ke muka bumi.