STKIP Pamane Talino Jalin Kerjasama dengan Dua Universitas Ternama di Surabaya
Mahasiswa STKIP, khususnya STKIP Pamane Talino (Pata) juga harus diajarkan mengenai Interpreneuship
Penulis: Rizki Fadriani | Editor: Madrosid
Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Bella
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Perkembangan industri kreatif yang mempengaruhi duni kerja saat ini, penguasaan bidang ilmu pengetahuan yang dipelajari di Perguruan Tinggi tidak lagi melalu harus spesifik.
Contohnya saja Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) yang umumnya menjurus ke bidang pendidikan, tidak lagi terpaku hanya mendidik lulusan yang akan menjadi Pegawai Negeri Sipil yang berprofesi sebagai Guru.
Ketua Yayasan Landak Bersatu, Pastor Dr. J. Robini Marianto, S. Fil, MA. OP, percaya bahwa mahasiswa STKIP, khususnya STKIP Pamane Talino (Pata) juga harus diajarkan mengenai Interpreneuship atau yang kita kenal dengan kewirausahaan.
Baca: Bawaslu Sambas Kabulkan Sebagian Permohonan PDIP di Sidang Ajudikasi
"Kita tahu perkembangan start up sekarang ya, mereka harus bisa membuat itu, mereka harus diajarkan," katanya saat menghadiri rapat kerja tahunan Yayasan Landak Bersatu dan STKIP Pamane Talino pada Rabu (05/9/2018)
Pastor Robin tak ingin jika lulusan STKIP Pata kelak hanya menjadi PNS, beliau ingin agar para alumni bisa menjadi pebisnis di duni pendidikan, sesuai dengan peluang yang ada saat ini.
Itulah mengapa, dalam rapat tahunan kali ini beliau juga turut menggandeng beberapa pihak, diantaranya dari Universitas Ciputra Surabaya dan Universitas Widya Mandala untuk menandatangani nota kesepahaman di Rumah Retreat Tirtaria Jalan Adisucipto Kubu Raya.
Tidak hanya kedua Universitas ternama di Surabaya itu, kerjasama juga akan dijalin dengan berbagai pihak seperti Sempoa, Sakamoto, Fostering English dan Global Art di Jakarta yang rencananya akan dilakukan pada Jumat (07/9/2018).
Ketua STKIP Pata DR. Herry Usodo, yang juga hadir dalam acara tersebut sungguh bersyukur dan berterimakasih memiliki partner, atau yang disebutnya sahabat seperti Universitas Ciputra Surabaya dan Universitas Widya Mandala Surabaya.
"Sahabat atau sodara tua kami nanti akan banyak menolong sodara yang baru tumbuh di Ngabang ini," katanya.
Beliau menjelaskan bahwa kesepahaman yang dilakukaan ialah ranah Tridarma Perguruan Tinggi yaitu pendidikan, penelitian dan pengabdian dari segenap civitas akademika.
"Harapannya bisa saling menguntungkan dan membawa kemajuan, terlebuh memberi kontribusi baik di pendisikan, khususnya keguruan dan Ilmu pendidikan," katanya.
Baca: Tanggapi Hasil Putusan Bawaslu, KPU Sambas Akan Konsultasi Ke-KPU Provinsi
Tentunya hal itu menjadi visi yang dirasa sangat baik bagi kemanjuan Kalimantan, khususnya Kalimantan Barat, bagi Univesitas Ciputra yang diwakili langsung oleh Tony Antonio.
Apalagi selama 13 tahun berdiri di Surabaya, Universitas Ciputra memang lebih fokus terhadap pendidikan entrepreneurship atau kewirausahaan.
"Dalam hal ini, kami bisa sedikit berbagi karena nggak banyak Perguruan Tinggi di Indonesia yang menekuni bidang itu (kewirausahaan)," katanya.
Tak hanya soal kewirausahaan, Universitas Ciputra Surabaya juga telah banyak mengeksplor mengenai bagaimana mendidik anak-anak muda, terutama generasi milenial yang tentunya memiliki cara yang berbeda.