Tokoh Agama di Kalbar Ajak Tetap Jaga Persatuan di Pemilu 2019

Ia mengatakan, ketika mahasiswa bisa menjaga netralitas, disitu bisa berfikir secara objektif, secara cerdas, dan situasi.

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/ RIDHO PANJI PRADANA
Suasana saat PKC PMII Kalbar kembali menggelar dialog lintas etnis dengan tema peranan mahasiswa mencegah konflik sosial menjelang pemilu 2019 di Aula Magister Fisip Untan Pontianak, Rabu (29/08/2018) 

Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Ridho Panji Pradana

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - PKC PMII Kalbar kembali menggelar dialog lintas etnis dengan tema peranan mahasiswa mencegah konflik sosial menjelang pemilu 2019 di Aula Magister Fisip Untan Pontianak, Rabu (29/08/2018).

Dalam dialog ini, menghadirkan sejumlah tokoh agama yang ada di Kalbar seperti Pendeta Iwan Luwuk, Pandita Rolink Kurniada Darmara, Komisioner Bawaslu Kalbar, Mohammad dan perwakilan dadi GP Ansor Kalbar.

Baca: Meet and Greet Film Jejak Cinta, Adik Julia Perez Ini Terkesima Cap Go Meh Singkawang

Baca: Disperindagnaker Mempawah Bakal Rutinkan Sosialisasi Produk Larangan BPOM

Sebagai satu diantara narasumber, Pendeta, Iwan Luwuk pun mengajak agar mahasiswa untuk ikut serta menjaga perdamaian yang ada di Kalbar menjelang Pemilu 2019.

Menurutnya, untuk mencegah potensi konflik, harus terlebih dahulu diketahui siapa yang berkonflik kemudian bagaimana menjaga agar tidak berkonflik.

Sebagai mahasiswa, kata dia, yang merupakan kaum muda dan kaum millenial harus cerdas, bijak, dan smart untuk membedakan bisa menilai hal-hal yang bisa memunculkan konflik ditengah-tengah masyarakat baik lewat medsos, maupun dunia nyata.

"Kita harus cerdas dan bijak menanggapi itu terutama sebagai orang intelektual, mahasiswa karena banyak yang ditemui hal-hal berkedok agama dan acara masyarakat, tapi ada muata politis dan itu yang harus dijaga," ujarnya.

Wasekretaris FKUB ini pin menuturkan, tidak ada agama yang mengajarkan hal yang tidak baik, semua agama dipercayanya mengajarkan hal baik, dan cinta kasih.

"Sebagai seorang pendeta, pemuka agama saya selalu sampaikan jaga kesatuan, kita harus terbiasa bersama dalam perbedaan, kita boleh beda tapi setelah itu duduk lagi bersama kita sudah selesai pemilihan," tuturnya.

Sementara itu, Pandita, Rolink Kurniada Darmara juga menuturka hal yang senada.

"Saya kira kegiatan ini sangat strategis dan penting, dalam rangka upaya untuk mencegah, mahasiswa dalam posisi sebagai kaum intelektual saya berharap bisa menempatkan diri netral, artinya tidak terjebak didalam mendukung satu diantara kelompok atau bacalon," ungkapnya.

Ia mengatakan, ketika mahasiswa bisa menjaga netralitas, disitu bisa berfikir secara objektif, secara cerdas, dan situasi.

"Kepentingan politik lima tahun ini jangan sampai mengorbankan masyarakat, dan kehidupan yang sudah damai dan bagus. Jangan karena kepentingan politik lima tahun masyarakat jadi tercerai dan tidak rukun," tuturnya.

Pemilu, kata dia, merupakan proses memilih pemimpin yang bisa memajukan kehidupan berbangsa dan negara, proses harus dilalui, laksanakan dengan sebaiknya karena menentukan perjalanan nasib bangsa kedepan.

"Tentunya didalam kontestasi politik lima tahun ini, baik pileg hingga pilpres diharapkan tokoh agama tidak membiarkan pihak manapun gunakan rumah ibadah sebagai ajang kampanye, karena sangat merugikan umat, dan rumah ibadah yang mulia, dan akan merendahkan, esensi agamanya hilang perlu steril dari politik," harapnya.

Ditempat yang sama, Komisioner Bawaslu Kalbar, Mohammad juga mengajak seluruh elemen termasuk mahasiswa untuk bisa mencegah konflik dipemilu 2019.

Dikatakannya, kontestasi politik adalah pertarungan antara para pihak yang punya kepentingan dalam proses politik seperti ini. Tentu, lanjutnya, ada saluran terkait dengan kontestasi melalui pemilu.

Ia pun mengatakan, tentu pemilu diatur ada pencegahan, penindakan dan putusan yang satu diantara cara menimalisir terjadinya konflik karena dengan penegakan hukum maka saluran dari orang yang punya kepentingan terwadahi, tinggal kedewasaan dan kecerdasan dari pemilih serta peserta pemilu.

"Tentu kita semua perlu melakukan kontrol dan pengawasan, maka jika ada pelanggaran harus disampaikan, informasikan, laporkan ke badan yang punya legalitas dan kewenangan yakni Bawaslu," ajaknya.

Mohammad pun menilai kegiatan yang dilaksanakan PMII sangatlah baik, maka dari itu, ia mengharapkan pemilu kedepannya dapat berjalan dengan baik.

"Kegiatan seperti ini sangat baik sebagai bentuk suatu cara atau ikhtiar untuk melakukan pencegahan dengan melibatkan banyak pihak terutama mahasiswa sebagai kaum intelektual yang punya orientasi politik masa depan lebih berkualitas dan bermartabat," harapnya.

Sementara itu, Ketua PKC PMII Kalbar Muammar Kadafi juga mengharap pemilu nantinya tidak terjadi konflik yang tidak diinginkan.

"Ini merupakan satu diantara fokus menyuarakan bersama bahwa sebentar lagi akan melaksanakan pemilu baik pilpres maupun pileg dan kita terus menjaga persatuan, Alhamdulillah pilkada berakhir semuanya tetap aman tanpa adanya konflik," ujarnya.

Maka dari itu ia pun mengajak kepada semua elemen masyarakat untuk bersama-sama menjaga keutuhan, kedamaian, serta keamanan Kalbar.

Selain itu, diharapkannya masyarakat tidak terprovokasi terhadap gerakan-gerakan atau berita yang sifatnya memecah belah.

"Mari rawat keberagaman dan kemajemukan bangsa dan negara," ajaknya. 

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved