Pilpres 2019

Gerakan #2019 GantiPresiden Sampai di Tanah Suci Mekkah, dari Stiker hingga Spanduk

Di tengah jutaan umat Muslim menunaikan Ibadah Haji, sejumlah stiker dan spanduk bertuliskan #2019 GantiPresiden, terpampang di Tanah Haram.

Penulis: Hasyim Ashari | Editor: Agus Pujianto
Spanduk Ganti Presiden di Tanah Suci 

Tapi kami berlindung pada Allah, sebaik-baik Pelindung, dari segala keburukan makhluk. Esensi #2019GantiPresiden

Dalam AlQuran Surat Hud: 88 "aku tidak bermaksud kecuali (mendatangkan) perbaikan selama aku masih berkesanggupan. Dan tidak ada taufik bagiku melainkan dengan (pertolongan) Allah"

Baca: Begini Tutorial Delle Alli Challenge Ala Si Cantik Reigitha Lawrence Anzela

Baca: Lagi, Fariz RM Diciduk Polisi di Jakarta Utara Dugaan Kasus Narkoba

Sebagai kelanjutan dari gerakan 212 di DKI, kita ingin membawa perubahan yg lebih baik terhadap kepemimpinan bangsa ini di 2019.

Kepemimpinan yg mengedepankan aspek keimanan & ketakwaan serta kedaulatan, kemandirian dan keadilan sosial dalam memimpin dan mengelola bangsa ini.

Lalu apa esensi Gerakan #2019GantiPresiden ?

Ada tiga: Pertama: wake up call bagi semua anak bangsa. Umat Islam khususnya dan para ulamanya lebih khusus lagi, bahwa Pemilu 2019 sudah diambang mata.

Pencoblosan pada hari Rabu, 17 April 2019 antara jam 07.00 - 13.00 sangat penting dan fundamental menentukan nasib bangsa. Karena kita memilih pemimpin nasional baik legislatif ataupun eksekutif.

Khusus untuk Pilpres sekarang menjadi lebih utama lagi karena berbarengan dengan Indonesia mendapat kesempatan emas (golden opportunity) dalam bentuk bonus demografi yang tidak terjadi dalam beberapa abad ke depan.

Dan adagium almost everything rise and fall on leadership selalu berlaku. Hampir segalanya naik dan turun karena kepemimpinan.

Apakah Indonesia akan jadi negera yang bersinar/terbit atau menjadi negara gagal/tenggalam tergantung siapa Presidennya di 2019.

Baca: Komisi B DPRD Sanggau Bersama Instansi Terkait Sidak Loading Ramp

Baca: Masuk Penjara karena Pengeras Suara Azan, Meiliana Minta Maaf, Presiden Jokowi Soroti Kasusnya

Kedua: walau pencoblosannya di April 2019, pendaftarannya dilaksanakan pada 4-10 Agustus 2018.

Tidak sampai lima bulan ke depan kita sudah punya pasangan Capres/Cawapres. Dan ini proses yang penuh persyaratan, penuh perhitungan serta penuh resiko.

Makin awal menyiapkan diri makin rapi dan sedikit keburukan yang kita dapat.

Syarat 20% kursi hasil Pileg 2014 lalu, siapa calon yang dapat memenangkan dengan komposisi seperti apa (sipil militer, jawa-luar jawa hingga nasionalis-keummatan) perlu dibahas, dikaji & simulasi.

Dan itu akan sangat baik dilakukan jika tidak hanya domain partai atau ormas.

Tapi partisipasi dari semua sangat menajamkan dan menguatkan kesimpulan kita.

Karena itu, di poin dua ini sifat gerakan ini lintas partai, lintas ormas, lintas suku, lintas agama.
Siapapun warga Indonesia yang ingin kepemimpinan lebih baik di 2019 monggo bersatu.

Kita tidak sedang menyebar kebencian, kita tidak sedang menjelekkan pak Jokowi, beliau orang baik, pemerintah sekarang sedang bekerja.

Tapi kami menilai dan ini hak konstitusional kami, kami ingin #2019GantiPresiden yang lebih baik.

Ketiga: gerakan ini akan berusaha merumuskan apa agenda Menuju Indonesia Berkah.

Indonesia yang dekat dengan baldatun thoyyibatun wa rabbun ghafuur. Indonesia maju, adil dan makmur sebagai ditulis dalam konstitusi.

Baca: Pemadaman Listrik Terencana di Sebagian Wilayah Pontianak dan Kubu Raya, Ini Penyebabnya

Baca: Landak Taklukkan Pontianak di Piala Soeratin U-17

Indonesia yang tidak punya hutang luar negeri, Indonesia yang pendapatan perkapita penduduknya mendekati $10.000 dan Indonesia yang kokoh dan tangguh karena lapangan pekerjaan tersedia dengan pajak yang tidak memberatkan.

Plus Indonesia yang market share perbankan syariah diatas 50%. Indonesia yang pendidikannya mampu menghasilkan mujahid dan mujahidah yang tangguh, ikhlas berjuang untuk negeri, berkakhlaqul karimah dan siap menjadi rahmat bagi seluruh alam.

Jadi Gerakan #2019GantiPresiden insya Allah akan terus jalan dengan cara yang benar, tidak memfitnah, selalu merujuk pada ulama dan selalu mengandalkan kekuatan sendiri.

"Semoga Allah SWT berkahi dan lindungi gerakan ini. Wallahu a'lam bishawab", ujarnya. (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved