Soroti Buruknya Kualitas Udara Akibat Karhutla, Ini Permintaan DPRD Kalbar

Karhutla yang terjadi di wilayah Kalimantan Barat menjadi sorotan dari Dewan Perwakilan rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Kalimantan Barat.

Penulis: Jimmi Abraham | Editor: Rizky Zulham
TRIBUN PONTIANAK/DESTRIADI YUNAS JUMASANI
Warga beraktivitas saat kabut asap pekat di Sungai Kapuas, Pontianak, Kalbar, Senin (20/8/2018) sekira pukul 06.00 WIB. Pemerintah Kota Pontianak meliburkan seluruh aktivitas belajar mengajar di seluruh sekolah. 

“Aktivitas olahraga, kegiatan bebas santai dan lainnya di luar ruangan sementara dihindari dulu. Lebih baik banyak tinggal di ruangan terutama di rumah, kantor atau sekolah. Saya harap pemerintah lakukan sosialisasi agar masyarakat tidak terkena dampak negatif terhadap masalah tersebut,” pungkasnya.

Sementara itu, warga Kota Pontianak Juan (33) berharap pemerintah terus berupaya lakukan penanganan karhutla secara maksimal. Ia merasa prihatin dengan kondisi kualitas udara yang buruk.

“Saya pribadi takut lah. Apalagi jika kualitas udara masuk kategori berbahaya. Apalagi saya punya anak kecil. Syukurlah sekarang sekolah pun libur, jadi anak saya di rumah dulu sementara waktu,” katanya.

Ia juga mengaku khawatir jika seandainya kondisi asap akibat karhutla ini berlangsung lama. Adanya kabut asap tentu membatasi aktivitas normal yang biasanya dilakukan bersama keluarga.

“Jujur terasa terampas saja hak-hak kita selaku masyarakat untuk bebas. Pas tidak ada asap, saya bersama keluarga bisa bebas kemana-mana. Ketika ada asap, otomatis kan tidak bisa. Mau keluar rumah pun takut kalau bawa anak-anak. Pagi-pagi mau olahraga pun terkendala,” terang warga Jalan Prof M Yamin itu.

Untuk keluar rumah, ia pun tidak berani melepas masker di hidung dan mulutnya. Juan berharap problem asap akibat karhutla bisa segera tuntas dan tidak berlarut-larut.

“Pemerintah harus ambil langkah lah. Tangani karhutla secara baik dan bijak. Saya masyarakat awam tidak terlalu paham. Ini tugas pemerintah lah yang mencari solusi. Biar tidak ada masyarakat yang jadi korban. Pasti adalah solusi terbaik. Tolong segera temukan,” pungkasnya.

Warga lainnya, Helmi (28) juga ingin masalah karhutla segera berakhir. Ia menyadari dampak asap karhutla sangat buruk bagi kesehatan. Ia berharap pemerintah berkaca dari pengalaman-pengalaman buruk yang ditimbulkan oleh bencana asap karhutla.

“Apalagi sekarang musim kemarau. Alhamdulillah kemarin di tempat saja sempat hujan deras sebentar. Tapi saya tahu kayaknya itu hujan buatan. Saya harap agar kabut asap segera hilang. Kalau sekarang kemarau, maksimalkan jak hujan buatan. Sakit kena asap ni, rase tak benapas,” ujarnya.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved