Kampanye #2019GantiPresiden Makin Populer, Posisi Jokowi Tak Menguntungkan

Bukan hanya itu, pemilih yang hampir pasti mustahil memilih Jokowi juga cukup besar. Mereka yang militan

Editor: Nasaruddin
Kolase
#2019GantiPresiden 

Posisi Jokowi Tak Menguntungkan

Berdasar hasil survei yang dilakukan oleh Lingkaran Survei Indonesia (LSI Denny JA), pemilih yang akan mencoblos Jokowi apabila dilakukan pada Juli 2018 hanya sebesar 49,3 persen.

Meski angka tersebut naik tiga persen saat bulan Mei 2018 lalu.

Angka yang menurut Peneliti LSI Denny JA, Adjie Alfarabi tidak cukup menguntungkan bagi seorang petahana.

"Untuk angka petahana, ini posisi yang tidak menguntungkan karena masih di bawah 50 persen," kata dia di Kantor LSI Denny JA, Jakarta, Selasa (10/7/2019)

Adjie menjelaskan, angka tersebut didapat mengingat masih 45,2 persen yang memilih untuk tidak mencoblos Jokowi pada perhelatan Pemilihan Umum.

Bukan hanya itu, pemilih yang hampir pasti mustahil memilih Jokowi juga cukup besar. Mereka yang militan untuk tidak memilih Jokowi sebesar 30,5 persen.

"Tapi, yang masih militan memilih Jokowi sebesar 32 persen," kata dia.

Survei dilakukan pasca-pilkada serentak 2018 dengan 1200 responden di 33 provinsi yang dipilih secara acak dengan margin error sebesar 2,9 persen.

Duet Prabowo - Gatot

Masih menurut hasil survei LSI, mantan Panglima TNI Jenderal (purn) Gatot Nurmantyo paling berpotensi untuk disandingkan dengan Prabowo Subianto dalam Pilpres 2019.

Hasil survei terhadap 1.200 responden, setidaknya, pasangan Prabowo-Gatot mendapat 35,6 persen suara pemilih.

"Paling peluang untuk disandingkan memang Pak Prabowo dengan Pak Gatot," jelas Peneliti LSI Denny JA, Adjie Alfaraby di Kantor LSI Denny JA, Jakarta, Selasa (10/7/2018).

Angka itu jauh lebih tinggi dibanding dengan pasangan Prabowo-Anies dengan angka 19,6 persen atau Prabowo-AHY yang ada pada angka 12,3 persen.

Adjie menjelaskan, meski latar belakang kedua tokoh tersebut sama, masyarakat memilih berdasar pada popularitas dan pembicaraan positif keduanya.

"Sudah tidak berpikir ke latar belakang yang sama. Kami menilai memang berdasar keterkenalan kedua tokoh ini dibanding yang lain," ucapnya.

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved