Pilgub Kalbar
Mencoblos di TPS 02, Karolin: Kita Unggul Dari Yang Lain
Calon Gubernur Kalbar Karolin Margret Natasa menggunakan hak pilihnya dengan mencoblos di TPS 02 Desa Hilir Tengah
Penulis: Alfon Pardosi | Editor: Madrosid
Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Alfon Pardosi
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, LANDAK - Calon Gubernur Kalbar Karolin Margret Natasa menggunakan hak pilihnya dengan mencoblos di TPS 02 Desa Hilir Tengah, Kecamatan Ngabang sekitar pukul 11.00 WIB.
Karolin datang ke TPS 02 dengan didampinggi oleh suaminya dr Adi Nugroho, dengan berjalan kaki dari kediamannya di pendopo Bupati Landak yang hanya berjarak sekitar 50 meter.
Menggunakan baju kemeja merah setengah lengan dan celana kain hitam, Karolin menyalami semua petugas KPSS yang ada di TPS mau pun warga yang kebetulan hadir untuk mencoblos.
Baca: Ternyata Telur Sangat Baik untuk Kesehatan! Buat Kamu yang Gemuk, Coba Deh
Baca: Begini Suasana TPS 02 Tempat Karolin Mencoblos
Setelah isi buku daftar Di TPS tersebut, Karolin langsung menuju bilik suara bersama-sama dengan suaminya. Ketika berada di bilik suara, sang suami pun sempat bersenda gurau dengannya.
"Pilih siapa ya," tanya dr Nugroho yang disambut tawa dari petugas KPPS dan warga yang ada.
Karolin pun kemudian menjawab. "Payah sih warga baru, tidak pernah ikut kampanye," seloroh Karolin.
Sesaat setelah pencoblosan, Karolin berama suami langsung memasukkan surat suara ke kotak suara. Kemudian menyelupkan jari kelingking ke tinta yang sudah disediaka.
"Saya sudah menggunakan hak pilih saya di TPS 02 Hilir Tengah Ngabang. Ini masih jam 11, silahkan masyarakat gunakan hak pilih agar tingkat partisipasi kita tinggi," ujar Karolin kepada sejumlah wartawan.
Sedangkan untuk target kemenangan, Karolin menuturkan tidak ada target. "Kalau target, tidak pakai target. Tapi yang jelas kita unggul dari yang lain," tutupnya.
Survei Pride
Berdasarkan hasil survei yang dilakukan Pusat Riset Demokrasi (Pride) berkenaan Pilkada Kalbar 2018, tingkat elektabilitas pasangan calon (paslon) gubernur dan wakil gubernur nomor urut dua, Karolin Margret Natasa dan Suryadman Gidot, teratas dari paslon Milton-Boyman dan Midji-Norsan.
"Terkait tingkat elektabilitas pasangan calon, responden memberikan penilaian kepada pasangan calon Karolin-Gidot sebesar 45 persen, diikuti pasangan calon Sutarmidji-Norsan 41 persen, pasangan calon Milton-Boyman sebesar 9 persen, dan yang belum menentukan pilihan sebesar 5 persen," ujar Henry Robert dari Pride saat memaparkan hasil survei di Pontianak, Jumat (22/6/2018).
Baca: Survei LSI, Mayoritas Petani Inginkan Karolin-Gidot Pimpin Kalbar
Baca: Masa Tenang, Karolin-Gidot Komit Tak Money Politik dan Politisasi SARA
Untuk tingkat popularitas ketiga paslon, pasangan Karolin-Gidot masih memuncaki hasil survei, yakni sebesar 97,44 persen.
"Tingkat popularitas pasangan calon masih dipuncaki oleh pasangan Karolin-Gidot sebesar 97,44 persen, dan diikuti paslon Sutarmidji-Ria Norsan sebesar 94,58 persen, serta pasangan Milton-Boyman sebesar 61,58 persen," ungkapnya.
Hasil survei ini berdasarkan wawancara secara tatap muka terhadap 1200 respon pada 5-10 Juni lalu.
Henry menjelaskan, responden diambil acak dan proporsional di 100 kelurahan/desa di 14 kabupaten/kota yang ada di Kalbar.
"Metode survei menggunakan multistage random sampling. Pengambilan sampel dilakukan secara proporsional," katanya.
"Sedangkan margin of error (MoE) adalah 2,7 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen," timpal Henry.
Baca: Cornelis dan Istri Nyoblos Awal Di TPS 86 Sungai Bangkong, Ini Pesannya
Baca: Karolin Siap Lahir Batin Abdikan Diri Untuk Wujudkan Kalbar Hebat
Adapun karakteristik respon yang diinterview, berusia 17-60 tahun ke atas.
Dari segi pendidikan, responden diambil dari mereka yang berpendidikan SD sampai lulusan perguruan tinggi.
Selain popularitas dan elektabilitas, Pride juga mensurvei opini publik terhadap visi, misi dan program kerja para kandidat Pilkada Kalbar.
Pride menemukan banyak responden yang telah menentukan pilihannya di Pilkada Kalbar 2018 adalah sebesar 92,25 persen dan sebanyak 7,75 persen responden belum menentukan pilihannya.
"Adapun alasan responden memilih pasangan calon, adalah karena program atau visi misinya sebesar 45 persen, diikuti karena latar belakang pasangan calon 30 persen. Selanjutnya karena intelektualitas pasangan calon sebesar 21 persen, serta alasan suku dan agama 4 persen," katan Henry.
Taat Aturan
Cagub Kalbar nomor urut 2, Karolin Margret Natasa menegaskan jika pihaknya tetap mentaati peraturan yang ada.
"Sejak awal kami tegas dan komit mengikuti aturan dalam pilkada ini. Kami siap menang dan siap kalah, tentu saja ini harus selaras dengan penyelenggaraan yang sesuai undang-undang sehingga memenuhi azas keadilan bagi semua paslon," katanya, Selasa (26/06/2018) malam.
Ditegaskan Karolin, kemenangan itu adalah milik rakyat, milik semua.
Oleh karenanya, jika ada sengketa pemilukada harus pula ditempuh dengan jalan yang mengedepankan jalur hukum, karena Indonesia adalah negara hukum.
Baca: Netizen Curhat Punya Ibu Tiri Yang Kejam, Begini Respon Ashanty
Baca: Menang Dramatis! Ini Yang Dilakukan Ariel Noah Jika Argentina Gagal ke Babak 16 Besar Piala Dunia
"Hukum harus dikedepankan, karena hukum merupakan panglima. Pemimpin harus bisa memberi kesejukan bagi masyarakatnya. Jika ada riak-riak yang menimbulkan benih-benih perpecahan di tengah masyarakat, pemimpin harus bisa tampil kedepan untuk meredam amarah," tuturnya.
Karena, kata Karolin, pemilukada bukan soal mencari menang kalah, tapi mencari pemimpin bagi semua golongan dan kelompok.
Keharmonisan yang sudah berjalan baik harus kita jaga, ini akan menjadi prioritas kami pasca pilkada..
"Kami akan menjadi gubernur untuk semua kalangan baik yang mendukung kami maupun pasangan calon lainnya.
Membangun Kalimantan Barat ini membutuhkan kerja keras bersama, jadi semua kalangan harus dilibatkan," kata Anggota DPR RI dua periode ini.
Terkait politik uang, menurut Karolin seorang pemimpin adalah contoh dan teladan bagi orang yg dipimpinnya.
"Oleh karenanya, sebagai pemimpin dia harus mengedepankan nilai-nilai moralitas sebagai nilai tertinggi dengan tidak melakukan praktik money politics," tukasnya. (TRIBUNPONTIANAK)