Pangeran Charles Ternyata Punya Dukun Tempat Berkeluh Kesah, Sempat Ikut Misi di Indonesia

Pangeran Charles Punya Dukun Tempatnya Berkeluh Kesah, Siapa Orang Spesial Itu?

Editor: Nasaruddin
Net
Pangeran Charles dan Putri Diana 

Menurut gagasannya, asalkan bisa mencapai pantai  timur Sumatra, dia bisa memanfaatkan jalur laut antara pantai Melayu Sumatra dan Malaya Inggris.

Operasi ini diakui sangat rawan dan besar sekali risikonya.

Direktur Intelijen Militer meyakinkan Van der Post, bahwa sekalipun nanti hanya sejumlah saja yang bisa diselamatkan, informasi yang bisa mereka berikan tetap sangat penting untuk kalangan intelijen.

Itulah tujuan awal dari Misi Khusus 43.

Baca: 3 Kerugian Mudik Pakai Sepeda Motor, Tak Hanya Bahaya!

Baca: Ramalan Zodiak - Ada Mulut Usil yang Sengaja Ingin Mengobok-obok! Ini Ciri Orangnya

Baca: MotoGP 2018 Spanyol - Zarco Ingin Bangkit, Marquez: Persaingan Makin Ketat & Ramalan Podium Lorenzo

Baca: Persib Target Puncaki Klasemen Putaran Pertama Liga 1, Tunggu Konfirmasi Lawan Persija

Operasi gerilya Inggris di Jawa Barat

Van der Post mulai mencari orang-orang untuk mengawaki misinya. Dia berhasil mendapatkan empat orang sukarelawan perwira. Secara gerak cepat Van der Post berhasil mengusahakan tempat bagi anggota misinya sebagai penumpang kapal pantai yang siap berlayar ke Sumatra dari Jakarta.

Pada waktu itu pasukan Jepang sudah semakin mendekati P. Jawa. Mendadak Van der Post menerima surat perintah untuk kembali melapor ke Markas Besar di Lembang.

Di Lembang dia mendapat penjelasan bahwa keadaan sudah berubah begitu drastis. Misi Khusus 43 diperintah mehgalihkan  tugas untuk menyiapkan pengungsian Jenderal Wavell dan stafnya keluar dari P. Jawa.

Van der Post diperintahkan mencari suatu pantai di sebelah selatan P. Jawa yang dapat dipertahankan, sekaligus sebagai tempat penampungan pengungsi.

Untuk tugas ini, konon Van der Post sudah mengincar Pelabuhan Cilacap. Belum sampai tugas itu terlaksana, Van der Post diberi tahu bahwa perkembangan situasi masih cukup baik. Wavell bisa meninggalkan P. Jawa dari pantai utara.

Pengintaian Van der Post tentang daerah pantai selatan P. Jawa tidak disia-siakan. Pertahanan P. Jawa tampaknya tak mungkin berlangsung lama. Sejumlah besar anggota Angkatan Bersenjata Inggris akan segera terkepung.

Sekali lagi, tugas Misi Khusus 43 diubah. Kali ini, untuk mengusahakan pengangkutan anggota Angkatan Bersenjata Inggris ke luar P. Jawa.

Setelah tiga kali mengalami perubahan sasaran tugas misi khususnya, Van der Post pada tanggal 1 Maret 1942 bergerak  ke Sukabumi. Seluruh awak Misi Khusus 43 telah berkumpul di kota itu. Sementara itu, pada hari itu juga Jepang berhasil mendarat di pantai timur dan barat P. Jawa.

Van der Post memutuskan untuk memimpin operasi gerilya di suatu kawasan perhutanan, yang di sebelah utara dibatasi jalan raya Merak-Serang-Sukabumi, di sebelah barat dibatasi Selat Sunda, di sebelah selatan Samudera Hindia, dan di sebelah timur jalan raya Sukabumi-Pelabuhan Ratu.

Daerah hutan lebat itu nyaris terisolasi dari jalan raya dan tidak banyak diketahui orang Eropa. Van der Post menganggapnya sebagai daerah ideal untuk mempertahankan kesatuan militer secara tersembunyi.

Rencana umum Van der Post ialah mengumpulkan sisa-sisa anggota Angkatan Bersenjata Inggris di pantai barat daya P. Jawa. Dari sana mengangkut mereka dengan perahu motor ke Sumatra, kemudian dengan perahu-perahu lokal ke Kolombo, dengan harapan dapat bergabung dengan angkatan laut dalam perjalanan.

Diragukan kebenarannya

Penelitian oleh Penyelidikan Perang Dunia II ternyata menyingkap sejumlah ketidakcocokan antara catatan-catatan tentang penangkapan Sir Laurens, sebagaimana dia sebutkan dalam autobiografinya, dengan keterangan-keterangan yang diberikan para saksi mata dan laporan-laporan tak resmi.

Sir Laurens Van der Post sebenarnya hanya ditugaskan membantu mengangkut sisa-sisa tentara Inggris ke luar dari Pulau Jawa.

Setelah Sekutu menyerah terhadap Jepang, sama sekali tidak pernah terjadi konfrontasi militer antara sisa-sisa kesatuan Inggris yang masih tertinggal di Jawa dengan Jepang.

Berbeda dengan pernyataan Van der Post, yang katanya memimpin operasi gerilya militer selama tiga setengah bulan, ternyata bahwa dia sebenarnya tertangkap lima minggu setelah Misi Khusus 43 beroperasi.

Penyergapan Jepang terhadap dirinya terjadi selagi dia sedang dalam perjalanan menuju salah satu pos regunya.

Pada waktu itu seorang kurir pribumi datang memberi tahu bahwa Sir Laurens dan pasukannya sudah dikepung Jepang.

Sir Laurens dan sembilan belas orang anak buahnya pada saat itu sudah menderita kelelahan fisik.

Mereka semua menyerah tanpa perlawanan.

Dari laporan itu ternyata bahwa Sir Laurens tidak sendirian ketika tertangkap Jepang.

Dalam situasi sebagaimana yang digambarkan Six Laurens, tampaknya tak mungkin perwira Jepang yang menangkapnya akan membiarkannya pergi sebentar untuk menyelamatkan seorang prajurir yang terluka parah.

Dari penelitian ternyata bahwa seorang tentara Australia yang ikut tertangkap, berhasil menyelinap dan melarikan diri, sementara Sir Laurens berbicara dengan si perwira Jepang.

Tentara itulah yang memberi tahu para perwira lainnya tentang penyergapan Jepang.

Pada hari penyergapan itu sebenarnya seluruh regu dari Misi Khusus 43 mendapat perintah untuk meninggalkan pos-pos mereka dan berkumpul di tempat penangkapan Sir Laurens.

Satu regu yang sudah lebih dulu sampai ke tempat tersebut, ikut tertangkap bersama rombongan Sir Laurens.

Sementara sebuah regu lain disergap dalam perjalanan.

Tentara Australia yang berhasil melarikan diri, sempat memberi tahu seorang komandan di pos lain bahwa tentara Jepang sedang menuju ke daerah mereka.

Komandan ini memang diperintah Sir Laurens untuk tetap berada di posnya bersama sekelompok anggota misi yang sakit.

Pada awal Mei 1942, anggota Misi Khusus 43 sudah menyusut sampai sembilan orang.

Menurut Van der Post, misi itu berhasil mempertahankan kehadiran mereka sampai September 1942.

Mereka terpaksa menyerah kepada Jepang, karena Jepang mengancam akan  membumihanguskan desa-desa sekitar daerah yang mereka tempati.

Mereka kemudian disergap kesatuan pasukan Indonesia yang menyerahkan mereka kepada Jepang.

Itulah akhir riwayat Misi Khusus 43: Namun, peran nyata dari misi tersebut, dan kisah sebenarnya tentang penangkapan Laurens Van der Post, masih tetap menyimpan sejumlah pertanyaan yang memerlukan jawaban.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved