Panik Teriakan Bom
RANGKUMAN LENGKAP Insiden Isu Bom Lion Air di Bandara Supadio, Fakta-fakta Baru Terkuak!
Karena adanya perkataan bom tersebut akhirnya terjadi kepanikan, namun diakuinya pramugari telah melakukan penanganan sesuai prosedur.
Penulis: Mirna Tribun | Editor: Mirna Tribun
Laporan Wartawati Tribunpontianak.co.id, Mirna
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Pesawat Lion Air JT 687 tujuan Pontianak Jakarta, dihebohkan dengan adanya bom di dalam pesawat.
Atas insiden tersebut ratusan penumpang pesawat menjadi panik.
Baca: Netizen Sebut Pramugari Salah Dengar Soal Bom di Bandara Supadio, Ini Pernyataan Resmi Lion Air
Baca: Candaan Bom oleh Penumpang Lion Air di Bandara Supadio Pontianak, Menhub: Tidak Lucu
Baca: Pidanakan Penumpang yang Membuka Pintu Emergncy Lion air, Ini Penjelasan Lukman Nurjaman
Menurut OAS Manajer Angkasa Pura II, Bernard Munthe mengatakan berdasarkan penuturan pramugari memang asalnya terjadi kesalahpahaman antara pramugari dan penumpang yang mengatakan ada Bom tersebut.
"Jadi saat salah satu penumpang ditangani pramugari dan versi penumpang, ada sedikit pertengkaran. Kemudian penumpang mengatakan bom dan terjadi kesalahpahaman dengan pramugari," ujarnya.

Karena adanya perkataan bom tersebut akhirnya terjadi kepanikan, namun diakuinya pramugari telah melakukan penanganan sesuai prosedur.
Dimana sebelumnya memang telah ada briefing terkait ancaman bom.
"Saat ada ancaman bom, pramugari sudah melakukan briefing, pramugari meminta penumpang keluar dengan tenang. Namun karena ada ancaman menjadi panik penumpang," katanya.
Akhirnya menurut dia penumpang dengan inisiatif sendiri membuka pintu emergency.
"Pramugari sudah meminta penumpang dengan tenang keluar dari pintu yang telah disediakan, namun karena panik penumpang membuka pintu emergncy. Akhirnya 7 penumpang mengalami luka-luka," katanya.
Setelah itu menurut dia penumpang kemudian di lakukan screening, dan yang luka di bawa ke Rumah Sakit AURI.
"Penumpang yang luka dibawa ke Rumkit AURI tiga sudah kembali ke bandara. Untuk yang lainnya tetap menunggu di bandara," lanjutnya.
Sementara itu tersangka diakuinya telah ditangani oleh pihak kepolisan untuk dilakukan penyelidikan.
"Tersangka sudah dibawa oleh pihak kepolisian," tuturnya.
Polda Kalbar Tetapkan Pelaku Bomb Joke Sebagai Tersangka
Kapolda Kalbar Irjen Pol Didi Haryono pastikan pelaku Bomb Joke di pesawat Lion Air di bandara internasional Supadio Pontianak itu telah di tetapkan sebagai tersangka
FN Tak hanya di tetapkan sebagai tersangka pada perkara tindak pidana dalam Undang -Undangan Penerbangan, tapi juga di tahan di Mapolresta Pontianak.
Baca: Insiden Lion Air, Ketua ASITA Kalbar Sesalkan Hal Ini
"Sudah di tetapkan tersangka, usai di lakukan pemeriksaan lebih lanjut di Mapolresta Pontianak, sejak kemarin," ujarnya pada Selasa (29/5/2018).

Dikatakannya lagi, selain itu tersangka untuk saat ini sudah di tahan di Mapolresta Pontianak, untuk di lakukan pemeriksaan lebih lanjut.
Dan kemudian, Kapolda Kalbar irjen Pol Didi Haryono juga menuturkan untuk sementara tersangka dalam Bomb Joke ini cuma satu orang.
Terungkap! Pengakuan Frantinus Narigi Penumpang Lion Air Soal Sebut Bom di Bandara Supadio
Frantinus Narigi mengakui memang menyebut bom saat berada dalam pesawat Lion Air JT 687 tujuan Pontianak-Jakarta, Senin (28/5/2018) malam.
Namun demikian, sejatinya pria asal Wamena, Papua ini tak bermaksud bercanda soal bom.
Hal itu sebagaimana disampaikan penasehat hukum Frantinus, Marcelina Lin.
Marcelina mengatakan, awal mulanya, Frantinus datang ke kabin pesawat sebagai penumpang terakhir.

Karena bagasi kabin dalam kondisi penuh, Frantinus meletakkan beberapa barangnya di kolong kursi dan di pangkuannya. Namun hal tersebut dilarang oleh pramugari.
Baca: Netizen Sebut Pramugari Salah Dengar Soal Bom di Bandara Supadio, Ini Pernyataan Resmi Lion Air
Baca: FN Tersangka Jokes Bomb Lion Air, Pudek III FISIP UNTAN: You Are Not Alone
Baca: Bomb Joke Lion Air, Kuasa Hukum FN Sampaikan Krologi Detail Sampai Pramugari Keluarkan Imbauan
Baca: Lion Air: Penumpang yang Buka Emegency Exit Window Tidak Akan Dipidanakan
Saat itu juga pramugari menegur Frantinus dan meletakkan tas yang berisi laptop ke dalam bagasi kabin.
Melihat cara memasukkan barang yang dilakukan pramugari kasar, Frantinus menegurnya.
"Hati-hati ada bom di dalam tas itu. Lalu pramugari menegurnya dengan keras," kata Marcelina, Rabu (30/5/2018).
Mendapat teguran tersebut, Frantinus kemudian menunduk dan mengaku salah.
Ia kemudian meminta maaf kepada pramugari tersebut.
Terkait kepanikan yang kemudian terjadi di dalam pesawat, Marcelina menegaskan bukan reaksi dari omongan Frantinus yang disampaikan ke pramugari.
"Tetapi kepanikan (terjadi) karena imbauan yang disampaikan pramugari kepada penumpang," kata Marcelina.
Saat menyampaikan imbauan kepada penumpang, pramugari sampai mengulangi empat kali.
Pada imbauan pertama dan kedua, penumpang masih tenang dan belum terjadi kepanikan.
Karena dalam imbauan tersebut tidak menyebutkan adanya ancaman bom dan penumpang diminta untuk keluar dengan tenang melalui pintu depan.
"Untuk alasan keselamatan penerbangan, para penumpang dimohon untuk meninggalkan pesawat melalui pintu depan," kata Marcelina menirukan pengumuman dari pramugari.
Namun, pada imbauan ketiga, kepanikan dalam pesawat terjadi.
Karena pramugari menyebutkan adanya penumpang yang diduga membawa bahan peledak.
"Untuk alasan keselamatan penerbangan, para penumpang dimohon untuk meninggalkan pesawat melalui pintu depan karena diduga ada penumpang yang membawa bahan peledak. Itu yang membuat penumpang panik," kata Marcelina.
Padahal, sebelum memberikan imbauan, pramugari sudah meminta Frantinus keluar dari pesawat dengan membawa tasnya untuk diperiksa.
"Pramugari bersama petugas bandara sudah melakukan pemeriksaan terhadap tas milik Frantinus yang di dalamnya ada tiga buah laptop," jelas Marcelina.
Usai memeriksa isi tas, pramugari tersebut meminta Frantinus kembali ke tempat duduk dan menyimpan tas miliknya di kabin.
Pada saat Frantinus kembali ke tempat duduknya, pramugari yang memeriksa isi tas tadi masuk ke ruang pilot.
Tak lama kemudian, sang pilot keluar sembari memarahi Frantinus.
"Pilot yang bule itu kemudian marah dalam bahasa Inggris. Dan saya tanya ke Frantinus, dia tidak paham apa yang diucapkan pilot dalam bahasa Inggris itu," kata Marcelina.
Usai memarahi Frantinus, sambung Marcelina, pilot masuk kembali ke ruangannya.
"Setelah pilot marah dan masuk kembali, baru kemudian ada imbauan dari pramugari," tuturnya.
Kesaksian Pramugari Lion Air Terkait Bomb Joke di Bandara Supadio
Sebelumnya diberitakan, Pesawat Lion Air JT 687 tujuan Pontianak Jakarta, dihebohkan dengan adanya bom di dalam pesawat.
Atas insiden tersebut ratusan penumpang pesawat menjadi panik.
Menurut OAS Manajer Angkasa Pura II, Bernard Munthe mengatakan berdasarkan penuturan pramugari memang asalnya terjadi kesalahpahaman antara prmugasri dan penumpang yang mengatakan ada Bom tersebut.
Baca: Insiden Bomb Joke, Lion Air Bantah Adanya Kesalahan Pramugari Berikan Instruksi Pada Penumpang
"Jadi saat salah satu penumpang ditangani pramugari dan versi penumpang, ada sedikit pertengkaran. Kemudian penumpang mengatakan bom dan terjadi kesalahpahaman dengan pramugari," ujarnya.
Karena adanya perkataan bom tersbeut akhirnya terjadi kepanikan, namun diakuinya pramugari telah melakukan penanganan sesuai prosedur. Dimana sebelumnya memang telah ada briefing terkait ancaman bom.
"Saat ada ancaman bom, pramugari sudah melakukan briefing, pramugari meminta penumpang keluar dengan tenang. Namun karena ada ancaman menjadi panik penumpang," katanya.
Akhirnya menurut dia penumpang dengan inisiatif sendiri membuka pintu emergency.
"Pramugari sudah meminta penumpang dengan tenang keluar dari pintu yang telah disediakan, namun karena panik penumpang membuka pintu emergncy. Akhirnya 7 penumpang mengalami luka-luka," katanya.
Setelah itu menurut dia penumpang kemudian di lakukan screening, dan yang luka di bawa ke Rumah Sakit AURI.
"Penumpang yang luka dibawa ke Rumkit AURI tiga sudah kembali ke bandara. Untuk yang lainnya tetap menunggu dibandara," lanjutnya.
Sementara itu tersangka diakuinya telah ditangani oleh pihak kepolisan untuk dilakukan penyelidikan.
"Tersangka sudah dibawa oleh pihak kepolisian," tuturnya.
(TRIBUNPONTIANAK.CO.ID)