Pasca Bom Surabaya

Medsos Banjir Hoaks dan Hate Speech, Kominfo Siap Tutup FB Indonesia

Saat penyerangan Mako Brimob, ujaran kebencian di medsos meningkat. Trennya semakin meningkat ketika bom meledak di Surabaya

Penulis: Jimmi Abraham | Editor: Didit Widodo
TRIBUN PONTIANAK/ANESH VIDUKA
Menteri Komunikasi dan Informatika, Rudiantara,menjadi pembicara dalam forum Tantangan dan Pendekatan Komunikasi Publik diera Digital yang digelar di hotel Aston Pontianak, Jalan Gajahmada, Pontianak, Kalimantan Barat, Senin (14/5/2018) pagi. Pada kesempatan ini Rudiantara menyampaikan bahwa Indonesia menempati urutan ke-4 sebagai pengguna facebook terbesar didunia, 6 persen pelanggan facebook adalah masyarakat indonesia. 

"Sekarang ini, akun FB banyak digunakan oleh masyarakat selaku pengguna media sosial untuk menyebarkan pesan dan ujaran kebencian," terangnya.

Tak hanya itu, tidak jarang FB digunakan untuk menyebarkan isu bernuansa Suku, Ras, Agama dan Antargolongan (SARA). Jika tidak pandai-pandai-pandai diantisipasi maka isu-isu seperti itu dapat mengancam kehidupan berbangsa dan bernegara.

"Beberapa negara sudah terimbas. Bahkan, FB mengakui bahwa pesan melalui media sosial itu sangat massif," jelasnya.

Rudiantara mengatakan media sosial sangat berbahaya apabila tidak dikelola dan dimanajemen dengan baik. Sebab, media sosial dapat mengganggu stabilitas nasional.

"Saya imbau masyarakat bijak memanfaatkan media sosial, tidak mudah terpengaruh oleh informasi adu domba dan hoaks yang tujuannya provokasi," tandasnya. (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved