Aswandi Sebut Generasi Islam Harus Dibina Dengan Benar, Jangan Sampai Dibina Orang lain

Tiga kompenen itu menurutnya adalah, Karakter, Kompetensi, Literasi. Jika ketika komponen ini dimiliki setiap pejalar

Penulis: Syahroni | Editor: Dhita Mutiasari
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/ SYAHRONI
Foto bersama Ketua Umum KB PII Kalbar, Dr Aswandi dan para Pengurus Wilayah PII Kalbar dan Pengurus Daerah PII Pontianak serta para kader PII, pada peringatan hari bangkit PII ke 71 di Aula Dinas Pendidikan Kalbar, Sabtu (5/5/2018) 

Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Syahroni

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK -  Ketua Umum Keluarga Besar Pelajar Islam Indonesia Kalbar, Dr Aswandi saat memberikan materi pada Hari Bangkit PII ke 71 dihadapan para Pengurus Wilayah Kalbar dan Pengurus Daerah Kota Pontianak serta para kader menyampaikan kalau sebagai pelajar setidaknya harus memiliki tiga komponen untuk mampu bersaing.

"Pelajar itu setidaknya harus memiliki tiga komponen penting yang membuatnya mampu bersaing," ucap Dr Aswandi yang juga merupakan Wakil Rektor I Untan ketika mengisi materi pada acara Harba PII ke 71 di Aula Dinas Pendidikan Provinsi Kalbar, Sabtu (5/5/2018).

Baca: Aswandi Sebut Pelajar Harus Miliki Tiga Komponen Ini Untuk Bersaing

Tiga kompenen itu menurutnya adalah, Karakter, Kompetensi, Literasi. Jika ketika komponen ini dimiliki setiap pejalar, ia yakin bangsa ini akan maju dan berkembang sesuai dengan cita-cita para pendiri bangsa terdahulu.

Selain itu, para pelajar dan anak muda disebutnya harus mampu berorganisasi, karena dengan organisasi karakter akan terbentuk dan kompetensi juga.

Baca: Pelajar Islam Indonesia Kalbar Lakukan Refleksi Hari Bangkit Ke 71

Dicontohkannya mereka yang menjadi tokoh-tokoh bangsa adalah orang yang berlatar belakang organisasi dan banyak dari mereka sewaktu pelajarnya mengikuti PII, seperti, Jusuf Kalla, Yusril Ihza Mahendra, Muhazir Efendi, Soyan Jalil dan lainnya.

Melihat banyak tokoh-tokoh nasional yang waktu mudanya adalah orang yang aktif berorganisasi dan dibina oleh PII, ia mengharapkan para kader PII yang saat ini masih pelajar dan mahasiswa menjadi kader bangsa yang hebat kedepannya.

"Hebat itu artinya mereka mempunyai kepribadian yang tangguh, maaf sjha banyak sekarang anak-anak kita tidak tangguh, tidak hebat, tidak istiqomah, yang kita inginkan kan adalah mereka tidak goyang dihantam ombak dan kita harapkan mereka mempunyai identitas diri," tegasnya.

Ia bersyukur dengan mengucapkan Alhamdulillah saekarang PII mulai bangkit kembali dan kemarin diundang oleh presiden. Saat ini pemerintah juga kelihatan dan berharap anak muda Indonesia dibina.

"PII adalah rumah besar pelajar islam, karena tidak membedakan segmen pelajar. Tidak ada pelajar lain-lainnya di PII, tapi di PII tidak membedakan dia berasal dari pelajar NU atau Muhammadiyah serta lainnya. Di PII semua bersatu, kita tidak sekterian dan kita menjadi satu. Diwadah PII ini kita tidak membuatnya eksklusif, kita membuatnya bermartabat dan bermanfaat," tambahnya.

Ditegaskannya ia ingin para kader ini kedepan menjadi orang hebat, seperti dicontohkan Jusuf Kalla, Yusril Ihza Mahendra dan sebagainya.

Saat ini Wakil Rektor I Untan ini melihat, kenapa ada radikalisme dikampus dan disekolah, karena mereka tidak dibina dengan organisasi yang benar, tapi malah dibina oleh organisasi yang radikal atau orang lian.

"Pembinaannya mungkin melalui perkumpulan 3-4 orang dan mereka mengkaji paham-paham radikal, itu yang saya katakan jangan sampai pemuda islam dan generasi islam dibina oleh orang lain. Setelah dikontamidasi dengan radikal baru sibuk dan terkejut," katanya.

Oleh karena itu, ia menuturkan perlu adanya pembinaan pada generasi muda islam dan pelajar islam, maka di PII adalah wadah yang telah terbukti selama ini melahirkan kader-kader tangguh dan mampu menjadi tokoh bangsa.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved