Kalbar Dikejutkan Kasus Beruntun Gantung Diri! Korbannya Mahasiswi, Petani dan Wiraswasta

"Dia ini menurut tetangga anaknya baik, hanya saja memang sangat pendiam, sehingga dugaan sementara ada masalah yang dipendam," katanya.

Editor: Marlen Sitinjak
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/ISTIMEWA
Jajaran Polsek Ambawang saat mengevakuasi mahasiswi yang ditemukan gantung diri di Mega Timur, Sungai Tempayan, Dusun Blora, Kecamatan Sungai Ambawang, Jumat (20/4) 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Seorang mahasiswi di satu di antara perguruan tinggi di Pontianak ditemukan meninggal dunia dengan cara gantung diri di kediaman kakeknya di Mega Timur, Sungai Tempayan, Dusun Blora, Kecamatan Ambawang, Kabupaten Kubu Raya (KKR), Jumat (20/4/2018).

Kapolsek Sungai Ambawang, AKP Hery Purnomo mengungkapkan, korban bernama Ivana kelahiran Pontianak, 28 April 1996.

"Jadi awalnya dia ini ditemukan Kakek dan istri pamannya di kamarnya dalam kondisi gantung diri sekitar pukul 09.30 WIB," ujar Kapolsek saat ditemui Tribunpontianak.co.id, Jumat (20/4/2018).

Diakuinya Ivana memang sejak kecil telah tinggal bersama kakeknya di Mega Timur.

Baca: Unggah Foto Masa Kecil, Tulisan Nikita Willy tentang Orangtuanya Bikin Merinding

Baca: Tanggapi Isu Jokowi Takut Kalah, Romy: Saat Ini Lebih Kuat Dibanding 2014

Sementara ibu kandung dan ayah tirinya menurut Kapolsek berada di kabupaten Sintang.

"Jadi dia ini warga Lintas Melawi, Sintang, namun sejak kecil tinggal dengan kakeknya, Bao Seng, karena sekolah disini. Sementara ayah kandungnya telah meninggal dunia," lanjutnya.

Awal diketahui korban telah meninggal menurut Kapolsek karena kecurigaan dari orangtuanya yang menelpon korban namun tidak mendapat jawaban.

"Awalnya orangtuanya di Sintang menelpon namun hingga beberapa jam tidak juga ada jawaban. Akhirnya Kakek dan pamannya mengetok pintu kamar korban namun tidak juga dijawab akhirnya pintu kamar di dobrak oleh kakeknya bersama tetangga dan ditemukanlah korban dalam kondisi gantung diri," ungkapnya.

Jajaran Polsek Ambawang saat mengevakuasi mahasiswi yang ditemukan gantung diri di Mega Timur, Sungai Tempayan, Dusun Blora, Kecamatan Sungai Ambawang, Jumat (20/4)
Jajaran Polsek Ambawang saat mengevakuasi mahasiswi yang ditemukan gantung diri di Mega Timur, Sungai Tempayan, Dusun Blora, Kecamatan Sungai Ambawang, Jumat (20/4) (TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/ISTIMEWA)

Menurut kapolsek saat dilakukan pemeriksaan tidak ditemukan adanya tanda-tanda kekerasan.

"Saat korban ditemukan tidak ada tanda-tanda kekerasan dan tidak juga barang-barang yang hilang," katanya.

Sehingga dugaan sementara kapolsek, korban melakukan bunuh diri karena ada masalah pribadi yang dipendam.

Ini menurutnya berdasarkan keterangan keluarganya yang menilai korban yang memang bersifat pendiam.

"Dia ini menurut tetangga anaknya baik, hanya saja memang sangat pendiam, sehingga dugaan sementara ada masalah yang dipendam," katanya.

Saat ini korban telah dibawa ke rumah sakit, Yarsi Pontianak untuk dilakukan visum.

"Atas keinginan keluarga korban kami bawa ke Rumah Sakit Yarsi untuk dilakukan visum," kata Kapolsek.

Baca: Gawat! Seorang Balita dan Remaja di Kecamatan Seberuang Digigit Anjing Rabies

Warga mengevakuasi jasad seorang pria, yang tewas usai gantung diri di pohon, di RT14/ RW 06, Dusun Sagang, Desa Tri Kembang, Kecamatan Galing, Kabupaten Sambas, Rabu (19/4/2018).
Warga mengevakuasi jasad seorang pria, yang tewas usai gantung diri di pohon, di RT14/ RW 06, Dusun Sagang, Desa Tri Kembang, Kecamatan Galing, Kabupaten Sambas, Rabu (19/4/2018). (TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/ISTIMEWA)

Ini merupakan peristiwa ketiga kalinya terjadi di Kalimantan Barat sepanjang April hingga tanggal 20.

Rabu (19/4/2018) kemarin, warga Galing, Kabupaten Sambas juga dihebohkan penemuan sesosok pria yang diduga tewas gantung diri.

Kasat Reskrim Polres Sambas, AKP Raden Real Mahendra mengungkapkan, setelah mendapatkan laporan dari warga, atas adanya penemuan mayat pria gantung diri.

Personel Polsek Galing kemudian mengambil sejumlah tindakan, di antaranya mendatangi lokasi (TKP).

"Mengambil dokumentasi, meminta keterangan saksi-saksi, mengamankan barang bukti. Mengevakuasi korban. Kemudian, membuat surat penolakan autopsi dari keluarga korban, karena keluarga korban menolak dilakukan otopsi," ungkapnya, Rabu (19/4/2018).

AKP Real memaparkan, barang bukti yang telah diamankan, yakni seutas tali nilon warna biru dengan panjang sekitar satu meter.

"Setelah dilakukan pemeriksaan oleh Dokter Puskesmas Galing, dr Gde Andi. Tidak ditemukan adanya tanda-tanda kekerasan fisik pada tubuh korban," paparnya.

Hal mengejutkan, menurut Kasat Reskrim ditemukan tulisan di dinding dan lantai dapur rumah mertua korban, yang diduga tulisan pesan terakhir korban.

"Isi tulisan tersebut berbunyi. 'Aku bunuh diri di belakang ARMAN'. 'Motor di Lada pak rt'. Duit ke mak SURYA 760. (Gambar pola) 'kunci Hp ini'," ujar Kasat Reskrim membacakan tulisan tersebut.

Baca: 21 Ribu Pemilih Potensial Non-E KTP Tak Bisa Memilih

Sejumlah pesan terakhir, yang ditulis pria berusia 35 tahun, di dinding dan lantai rumah mertuanya, di RT14/ RW 06, Dusun Sagang, Desa Tri Kembang, Kecamatan Galing, Kabupaten Sambas, sebelum ditemukan mertuanya, dalam kondisi tewas gantung diri di pohon, pada Rabu (19/4/2018).
Sejumlah pesan terakhir, yang ditulis pria berusia 35 tahun, di dinding dan lantai rumah mertuanya, di RT14/ RW 06, Dusun Sagang, Desa Tri Kembang, Kecamatan Galing, Kabupaten Sambas, sebelum ditemukan mertuanya, dalam kondisi tewas gantung diri di pohon, pada Rabu (19/4/2018). (TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/KOLASE)

Setelah proses pemeriksaan usai dan memberikan surat penolakan autopsi kepada keluarga korban.

Korban kemudian diserahkan kepada pihak keluarga.

Selanjutnya dimakamkan oleh pihak keluarga di TPU desa setempat.

Kasat Reskrim Polres Sambas, AKP Raden Real Mahendra menjelaskan kronologis ditemukannya seorang pria tewas tergantung di atas pohon, dengan seutas tali di leher.

"Sekira pukul 06.00 WIB, mertua korban membuka pintu dapur," ujarnya.

Lanjut AKP Real, setelah membuka pintu dapur, mertua korban melihat korban sudah tergantung di sebuah pohon Ruku, yang terletak dibelakang rumah.

"Melihat hal tersebut, mertua korban berteriak histeris meminta pertolongan warga sekitar," jelasnya.

Mendengar suara teriakan mertua korban, seorang saksi bersama beberapa warga setempat, mendatangi rumah mertua korban.

"Selanjutnya, saksi menghubungi anggota Polsek Galing, Bripka Adi melalui Hp untuk melaporkan kejadian tersebut," sambung Kasat.

"Korban atas nama Arman, laki-laki berusia 35 tahun. Pekerjaan wiraswasta, dan beralamat di RT06/ RW02, Dusun Gurah, Desa Sagu, Kecamatan Galing, Kabupaten Sambas," kata Kasat. 

Baca: Jelang Pemilu, Cyber Crime di Kalbar Meningkat 300 Persen

Warga setempat saat melakukan evakuasi mayat pria yang gantung diri.
Warga setempat saat melakukan evakuasi mayat pria yang gantung diri. (TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/ISTIMEWA)

Peristiwa ketiga, seorang warga Dusun Sungai Putat, Desa Sentabai, Kecamatan Silat Hilir, Mansu (47) ditemukan tak bernyawa dengan kondisi tergantung, di Rumah miliknya, Kamis (5/4/2018) pukul 08.00 WIB.

Korban ditemukan pertama oleh keponakan korban bernama Linda (24), setelah pulang dari menoreh ketat.

Awalnya, Linda melihat sepeda motor korban masih ada di belakang rumah, dan sandal korban masih tersusun di teras belakang rumah milik korban.

Selain itu terlihat lampu belakang rumah korban belum dimatikan.

Linda mengira korban masih tertidur dan terus melanjutkan pekerjaannya kembali.

Setelah selesai menoreh karet, Linda memanggil korban, dengan niat untuk membangunkan korban, tetapi tidak menjawab.

Saat itu juga langsung mengecek pintu ternyata masih terkunci dari dalam.

Linda pun mendobrak menggunakan kayu, setelah pintu belakang terbuka langsung mencari kereradaan korban.

Didapati korban telah tergantung di lantai 2 rumah miliknya dengan posisi tergantung, tali terikat di leher. (*)

Do You Have Instagram? follow us:

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved