Debat Publik Pilgub Kalbar
Sutarmidji-Ria Norsan Ingin Jadi Jawaban Majunya Pembangunan di Kalbar dan Kesejahteraan Masyarakat
Midji menuturkan inovasi dalam percepatan dalam pelayanan publik tidak kelihatan dari calon lain, kalau ia dan Norsan sangat jelas
Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Syahroni
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Pasangan nomor urut tiga, Sutarmidji- Ria Norsan sama-sama menuturkan jika jalannnya debat cukup baik, hanya saja Sutarmidji melihat harusnya setiap calon lebih banyak memahami bagaimana terus meningkatlan inovasi dalam percepatan capaian pembangunan, namun dalam debat tak ditemukan itu dari pasangan lainnya.
"Saya sebagai Wali Kota Pontianak membangun jalan negara misalnya bukan berarti kita melanggar aturan, boleh dalam aturan tapi setelah itu kita menghibahkan apa yang kita bangun pada pusat," ucap Midji, Sabtu (7/4/2018).
Kemudian Midji menuturkan inovasi dalam percepatan dalam pelayanan publik tidak kelihatan dari calon lain, kalau ia dan Norsan sangat jelas dalam hal pelayanan publik sudah sangat baik.
Sehingga itu akan mereka transfer ke provinsi nantinya ketika memimpin provinsi.
Masalah lainnya, ia rasa penanganan masalah percepatan layanan publik yang dibahas bisa digunakan dengan IT dan sebagainya.
Baca: Ditanya Soal Gagalnya Pembentukan Kapuas Raya, Ini Penjelasan Diplomatis Milton
"Intinya kedepan inovasi itu penting, kemudian saya ingin sampaikan kenapa Pontianak layanan publiknya baik, karena kite telah memberikan tunjangan yang baik untuk para pegawai kite di Kota Pontianak," tambahnya.
Ia contohkan untuk Satpol-PP tunjangan Rp 3,9 juta, Dinas Perhubungan Rp 4,4 juta dan Kepala Dinas bisa mendapat Rp16-26 juta per bulan.
Itu berikan karena mereka sudah melakukan layanan yang baik di Pontianak dan terus berinovasi.
"Kalau kami sudah sampaikan apa pola pikir dan buah pikir kami dalam percepatan pembangunan dan menyelesaikan permasalahan Kalbar dan itu bisa diimplementasikan dengan baik bukan hanya angan. Kalau program yang ada sekarang ini kita ungkap kembali, ltu tidak inovatif," tegasnya.
Kemudian pihalnya terus mencoba mencarikan solusi baru untuk menyelesaikan permasalahan yang ada di Kalbar, bukan sekedar lanjutkan terus.
Artinya permasalahan sekarang tal selesai karena tidak bisa melakukan percepatan, kalau para calon lainnya masih bicara tentang program yang ada berarti, sebagai gubernur yang baru tidak inovatif dan berarti tidak memberi inovasi untuk solusi.
Tanpa adanya inovasi tidak akan ada solusi percepatan.
Baca: Cetak Hat-Trick lawan Benevento, Paulo Dybala Pecahkan 2 Rekor Gol Pribadi
"Kalau bicara puas dengan perjalanan debat kita puas, hanya titik fokus pada tema besarnya dari pertanyaan yang diajukan tidak terlalu greget dengan kondisi Kalbar saat ini. Harusnya pertanyaan yang dirangkum itu adalah bisa membawa dan mengeksplor pemikiran para calon bagaimana menyelesaikan permasalahan di Kalbar.
"Misalnya infrastruktur bagaimana percepatan, harusnya ditanya seperti itu, selain itu, kalau pelayanan publik di zona kuning bagaimana percepatannya kan cukup itu aja. Kemudian masalah stunting juga harus bicara penyelesaiannya," cetus Midji.
Hal itulah inovasi yang dilakukan bagaimana mempercepat penyelesaian masalah yang ada, bukan hanya sekedar melanjutkan dan melanjutkan yang akhirnya tidak ada penyelesaian.
"Ketika membangun jalan kota dan provinsi kita dianggap melanggar padalah tidak, karena boleh membangun kemudian hibahkan pada provinsi dan pusat yang penting masyarakat menikmati. Kalau kepala daerah masih berfikir semacam itudan tidal ada inovasi maka tidak akan bisa menjawab kebutuhan masyarakat dan masyarakat tetap akan menjadi korban pembangunan yang tidak berkeadilan," tegas Midji.
Kemudian Midji pastikan pemekaran Kapuas Raya akan direalisasikand dan ia upayakan tak hanya Kapuas Raya tapi juga kabupaten lainnya.
Baca: Karolin Ngaku Kurang Puas Didebat Perdana Pilgub Kalbar, Terutama Masalah Ini
"Tahun pertama kami jadi gubenur kita akan bangun Kantor Gubernur Kaluas Raya dan Kantor DPRDnya baru kita sampaikan pada pemerintah pusat kalau perlu ke presiden ini infrastruktur sudah tersedia. Kemudian ditanya apakah siap membiayai provinsi Kapuas Raya selama belum mandiri, jangankan tiga tahun lima tahun akan kita sokong anggarannya," cerita Midji.
Ia menegaskan Kapuas Raya adalah kebutuhan bukan keinginan. Saat jadi gubernur Kalbar, Midji-Norsan tidak ingin memposisikan sebagai politisi, karena ketika seorang politisi tak akan mau wilayah kekuasaannya berkurang sejengkal pun tapi, mereka akan jadi negarawan yang membangun Kalbar dan ingin mewujudkan kesejahteraan masyarakat.
"Jalan debat baik sekali, tadi ada pertanyaan saya pada pasangan nomor satu, namun jawabannya bukan itu yang kita maksudkan. Jawaban dari gagalnya pemekaran Kapuas Raya itu, adalah karena gubernurnya bukan Sutarmidji dan wakilnya bukan Ria Norsan," jelas Norsan.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/pontianak/foto/bank/originals/debat-publik_20180407_203723.jpg)