Profile
Melakukan Hal Positif Melalui Kegiatan Pencinta Alam
Ia adalah salah satu pengurus di mapala Gerakan Mahasiswa Pencinta Alam Regenerasi (GEMPAR) di FKIP Universitas Tanjungpura.
Penulis: Rizki Fadriani | Editor: Rizky Zulham
Laporan Wartawan (mg) Tribun Pontianak, Bella
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Menurut Saropah, gadis kelahiran Pontianak, 10 Agustus 1997 ini, dengan mengikuti kegiatan mapala ia merasa bebas dan mendapatkan keluarga baru yg luar biasa.
Ia adalah salah satu pengurus di mapala Gerakan Mahasiswa Pencinta Alam Regenerasi (GEMPAR) di FKIP Universitas Tanjungpura yang bergabung sejak tahu 2015.
Gadis yang suka traveling dan berjiwa bebas sejak SMA ini, mengaku dia mendapat dukungan dari kedua orangtuanya.
"Orangtua sih gak apa-apa, selama gak mengganggu kuliah dan melakukan hal-hal negatif," ujarnya.
Justru kekhawatiran muncul dari kakak laki-lakinya, namun Saropah berhasil meyakinkannya.
"Saya buktikan bahwa mapala itu gak seperti yang dipikirkan dan saya bersyukur saya dapat membuktikannya, " ujar gadis yang mengambil jurusan Pendidikan Ekonomi itu.
Sejauh ini Saropah sudah menelusuri berbagai daerah di Kalimantan Barat.
Antara lain Merau, Entabang, Mangkau, Kebak Raya, Batu Ampar, Siding dan masih ada lagi yang lainnya.
Ada begitu banyak pengalaman yang ia dapatkan melalui kegiatan mapala.
"Mapala itu gak hanya cuman bisa naik turun gunung aja tapi masih banyak lagi yg bisa dilakukan," ujarnya.
"Contohnya, saat saya melakukan ekspedisi wajib anggota saya melakukan perjalanan dari Entikong ke Bengkayang, dengan berjalan kaki membawa misi untuk mengumpulkan cerita rakyat perbatasan,"
Ia dan timnya menemukan bahwa ternyata cerita tersebut sudah hampir punah, hal itu dikarenakan tidak ada lagi yang bisa menceritakannya.
Namun gadis yang memiliki keinginan untuk menyetarakan pendidikan di Kalbar ini merasa beruntung, ia dan timnya masih bisa bertemu dengan orang-orang hebat disana, seperti kepala dusun dan kepala adat di setiap dusun yang mereka singgahi.
"Selama kami disana, mereka mau berbagi cerita-cerita rakyat kepada kami, " ujarnya.
Gadis yang bercita-cita menjadi dosen ini mengaku, selama beberapa tahun terlibat di mapala, ia menjadi tahu bahwa banyak prestasi dan kegiatan positif yang dapat ia ikuti.
"Saya pernah diberi kesempatan untuk menjadi salah satu panitia kompetisi panjat dinding se-Kalbar," ujarnya.
Pernah juga Saropah diberi kesempatan ikut kompetisi Lomba Kebut Gunung se-kalimantan pada tahun 2016, dan menjadi juara dua.
"Masih banyak lagi kegiatan dan pengalaman yg saya dapatkan menjadi mapala, " tambahnya.
Saropah berharap, agar anak muda sekarang ini lebih melakukan aksi nyata untuk lingkungan dan berprestasi.
Sementara untuk siapa saja diluar sana, yang belum pernah atau bukan anggota mapala, Saropah berharap agar mereka tidak hanya menghakimi, karena menurutnya ada banyak hal positif yang dapat dilakukan melalui kegiatan mapala.