Deklarasi Midji Norsan, Tidak Dilakukan Mobilisasi, Ini Kata Syarif Abdullah Tujuannya

Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Claudia Liberani

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Partai Nasdem Kalimantan Barat (Kalbar), Syarif Abdullah Alkadrie mengungkap alasan mengapa dalam deklarasi Midji Norsan, tidak dilakukan mobilisasi massa seperti biasanya.

"Kita ingin membangun penahan bahwa pemimpin ini merupakan pemimpin yang dikehendaki rakyat. Lantaran itu kita tidak memobilisasi seperti biasa misalnya mengangkut, menyediakan kendaraan maupun memberi uang transportasi, tapi kita berikan pendidikan politik pada rakyat bahwa pemimpin itu adalah kebutuhan," katanya, Sabtu (6/1/2018).

Baca: Aparat dan Pemuka Agama Kompak Sukseskan Pilgub 2018

Kesadaran politik dan edukasi coba mereka berikan pada masyarakat. Meski kelihatannya tidak mudah, dia mengatakan langkah ini harus dimulai. Jika selama ini pilkada rentan dengan ajang transaksional maka kali ini dia mengatakan mereka ingin kesadaran politik itu tumbuh.

Baca: Syarif Abdullah Alkadrie Sebut, Deklarasi Midji - Norsan Tanggal 8 Adalah Deklarasi Rakyat

"Kita memulai itu, kita ingin masyarakat tidak sekadar memilih kepala daerah, pemilihan bukan cuma seremonial, bukan hal yang pragmatis, karena kalau kebiasaan-kebiasaan selama ini terus terjadi dengan sistem demokrasi liberal yang langsung seperti saat ini, itu bisa membawa dampak negatif pada masyarakat itu sendiri," jelasnya.

Dia yakin edukasi politik terhadap masyarakat ini bisa berhasil karena kapasitas calon yang mereka usung juga sudah dapar dibuktikan.

Baca: Jadi Korban Pengeroyokan, Wajah Syarif Samsul Lebam dan Alami Luka Tusukan di Badan dan Tangan

"Calon kita sudah bisa dibuktikan kapasitasnya, pak Midji sudah membuktikan dalam 10 tahun kepemimpinannya Pontianak sudah maju dalam banyak hal," tuturnya.

Dia berharap masyarakat menyadari jika pemimpin yang baik tentu akan membawa kesejahteraan dan kebaikan.