Bandara Supadio Banjir

Pasca Runway Bandara Supadio Tergenang, Ini Upaya Angkasa Pura II

Untuk mencegah terjadinya hal serupa, Angkasa Pura II akan melakukan beberapa hal khusus dengan merevitalisasi drainase.

Penulis: Tri Pandito Wibowo | Editor: Rizky Zulham
Petugas menyedot air untuk mengatasi banjir di landasan pacu Bandara Internasional Supadio Pontianak, Kubu Raya, Kalimantan Barat, Minggu (12/11/2017) siang. Akibatnya belum ada satupun penerbangan baik naik dan turun di Bandara, dan sejumlah penerbangan terpaksa dibatalkan. 

Laporan Wartawati Tribun Pontianak, Maskartini

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Pasca ditutupnya runway akibat genangan air penerbangan kembali normal pada Selasa (13/11/2017).

General Manager Angkasa Pura II Supadio Pontianak, Bayuh Iswantoro menyatakan bahwa hingga pukul 20.27 WIB penerbangan normal dan tidak ada kendala.

Terkait tumpukan karung pasir yang menjadi sorotan ia mengakui tak berdampak buruk.

"Tumpukan ditepi runway tidak berbahaya karena bukan benda mati yang keras. Karung pasir tersebut untuk mitigasi resiko seandainya terjadi hujan dengan curah hujan tinggi, itu bisa menahan dan untuk keselamatan," ujar Bayuh.

(Baca: Warga Ungkap Penyebab Banjir di Bandara Supadio, Hingga Sempat Lakukan Hal Ini )

Ke depan jika normalisasi sudah mumpuni, kata Bayuh otomatis karung pasir tak lagi berada di tepi runway.

"Jadi sifatnya hanya sementara. Upaya kita pertama memang tanggul, kedua penyedotan yang masih dilakukan dan juga normalisasi dari saluran Parit Jepang, Parit Keramat dan lain-lain," ujarnya.

Untuk mencegah terjadinya hal serupa, Angkasa Pura II Supadio Pontianak kata Bayuh akan melakukan beberapa hal khusus dengan merevitalisasi drainase.

"Jadi drainase dan saluran yang ada kita lebarkan. Kita juga lakukan normalisasi pintu air di Gertak Kuning juga Parit Keramat dan Jepang yang tidak boleh terganggu dengan adanya pemukiman, gulma, dan sampah," ujarnya.

Kedepan kata Bayuh, sistem yang dilakukan lebih menyeluruh. Sebelumnya memang diakui Bayuh tidak pernah terjadi hujan dengan curah hujan yang tinggi. "Kemarin memang 9 kali lipat dibandingkan yang biasanya terjadi. Selain faktor curah hujan kita akui memang masalahnya di saluran. Tetapi normalisasinya memang intens kita lakukan, terakhir September kemarin. Kita berupaya menjaga saluran tidak konyol. Kemarin memang faktor hujan dan waktunya di normalisasi kembali meskipun idealnya per enam bulan," ujarnya.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved