3 Fakta Mengejutkan di Perbatasan, Cop Terbang Hingga Jatah Ringgit Petugas
Tindak lanjut hasil kajian, Ombudsman menggelar penyebarluasan atau diseminasi di Hotel Mercure
Penulis: Muzammilul Abrori | Editor: Nasaruddin
Fakta ini menjadi jawaban tersendiri atas pertanyaan untuk masalah pertama, kenapa calo marak?
“Uang tersebut (hasil kerja calo) kemudian dibagi-bagi RM 100 untuk petugas di Tebedu, RM 30 untuk petugas di Entikong dan sisanya untuk calo," jelas Agus Priyadi.
3. Penyalahgunaan Kartu Identitas Lintas Batas (KILB)
Kepala Ombudsman Kalbar menyampaikan, terjadi penyalahgunaan Kartu Identitas Lintas Batas (KILB) yang digunakan untuk perdagangan.
Cukong menggunakan KILB untuk memasukkan barang impor.
Pemilik KILB tidak ikut keluar ke Malaysia, tapi menunggu barang tersebut masuk.
Permasalahan muncul ketika barang-barang itu beredar di luar daerah.
Padahal seharusnya hanya beredar di daerah perbatasan, Entikong dan Sekayam.
"Berdasarkan data di Bea dan Cukai, paling banyak lima komoditi impor yang menggunakan KILB adalah gula pasir, bawang merah, susu kental manis, telur ayam serta sosis," katanya.
Beberkan Kendala Pelayanan
Kepala divisi Keimigrasian Kanwil Kemenkumham Kalbar, Achmad Samadan membenarkan masih adanya kendala-kendala yang dialami pihaknya dalam pelayanan.
"Mengenai kendala-kendala ini, kita sangat berharap pembangunan-pembangunan fasilitas di PLBN segera terwujud. Kita terus berupaya untuk memperbaiki pelayanan kita," katanya, Rabu (8/11/2017).
Kendala pertama, terkait Sumber Daya Manusia.
Kemudian mengenai fasilitas seperti perangkat BCM dan Kabel LAN untuk booth luar.
Achmad juga mengungkapkan jaringan internet yang kurang memadai, serta tidak adanya rambu-rambu petunjuk untuk keberangkatan maupun kedatangan pelintas.