Kabupaten Sambas Endemik Filariasis, Diskes Siap Gelar Pengobatan Massal
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sambas, dr I Ketut Sukarja menerangkan, Oktober 2016 lalu pihaknya telah melaksanaka
Penulis: Tito Ramadhani | Editor: Nasaruddin
Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Tito Ramadhani
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, SAMBAS - Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sambas, dr I Ketut Sukarja menerangkan, Oktober 2016 lalu pihaknya telah melaksanakan pengobatan massal dan pada Oktober tahun 2017 ini akan melaksanakan pengobatan massal tahun kedua.
(Baca: Waspada! Kabupaten Sambas Endemik Filariasis, Ini Datanya )
"Kenapa 5 tahun? Bahwa berdasarkan pakar penyakit kaki gajah, tidak ada obat apapun yang mampu membunuh cacing dewasa Nematoda. Cacing dewasa ini akan mati secara alamiah setelah 5 tahun," katanya, Minggu (24/9/2017).
(Baca: Luncurkan Video Klip Terbarunya, Denada Dihujat Habis-habisan, Netizen: Kenapa Jadi Gini Mbak? )
"Tetapi kita beri obat setiap tahunnya, harapannya kita dapat membunuh anak cacingnya (Micro Filaria). Kita bunuh dengan selama 5 tahun rutin diberikan obat. Nanti setelah 5 tahun tidak ada lagi, otomatis yang dewasa akan mati, dia tidak akan menular. Itu yang menurut ahli kenapa harus 5 tahun di kasih obat terus-menerus," terangnya.
(Baca: Warga Transmigrasi Desa Simpang Tiga dapat Lahan Baru )
Lanjut Sukarja, pemberian obat kepada penderita Filariasi selama 5 tahun tersebut, dengan harapan agar tidak ada lagi sumber penularan.
"Jadi di Kabupaten Sambas ini memang wilayah endemis penyakit kaki gajah. Ada ditemukan di beberapa kecamatan di Kabupaten Sambas, namun tidak semua dari 19 kecamatan yang ada di Kabupaten Sambas, hanya beberapa kecamatan saja," katanya.
(Baca: Yuk! Kenalan Sama Atlet Cantik Rizka Fitirianiathul Hasanah, Andalannya PASI Pontianak Lho )
"Kami kan melihat persentase kandungan parasit rate dalam darah. Karena kriteria untuk layak diadakannya pengobatan massal itu kan parasit rate ya," paparnya.
Oleh karena itu, Kabupaten Sambas masuk dalam program pengobatan massal selama 5 tahun.
(Baca: Mujito Kaget Dua Kambingnya Ditemukan Sudah Disembelih Pencuri )
Pada tahun 2016 lalu, menurutnya pengobatan massal yang diberikan pihaknya cukup berhasil.
Untuk tahun 2017 ini, Sukarja mengaku pihaknya telah melakukan berbagai persiapan hingga hari pelaksanaan pengobatan massal pada Oktober nanti.
"Kami sudah siap, sudah melakukan sosialisasi dan sudah memberikan pelatihan kepada dokter-dokter, bagaimana jika timbul keluhan efek samping obat dan persiapan-persiapan lainnya," ujarnya.
(Baca: Penelitan Baru, Dari Raut Wajah Pria Bisa Terungkap Besarnya Libido dan Kecendrungan Selingkuh! )
Obat-obatan ini nantinya akan diberikan secara gratis bagi warga. Yang didatangkan langsung oleh pemerintah pusat melalui Kementerian Kesehatan.
"Itu sudah mulai kami siapkan, sudah datang obat-obatnya, sudah ada sebagian. Nanti kan bulan Oktober, jadi sekarang sudah siap logistiknya, sudah kami lakukan pelatihan. Jadi tinggal pada hari H di bulan Oktober kami tinggal action saja," jelasnya.
(Baca: Bikin Dompet Jebol, Harga Seporsi Mie Daging Sapi ini Bisa Beli Laptop Baru! )
Sukarja berharap, dengan rutin melaksanakan pengobatan massal bagi warga yang menunjukkan gejala penyakit ini, sehingga dalam setiap tahunnya akan berkurang jumlah warga yang mengidap penyakit kaki gajah.
"Ada dua macam obat yang diberikan untuk membunuh cacing perut dan cacing darah, sasarannya kan anak berusia di atas 2 tahun. Penularannya satu di antaranya melalui gigitan nyamuk," katanya.