Anak dan Keluarganya Bunuh Diri, Kakek Suardana Beberkan Fakta Menyedihkan
Ia lalu mengetuk pintu kamar yang ditempati anak beserta menantu dan kedua cucunya, tetapi tidak ada jawaban.
"Saya dobrak pintunya setelah terbuka keluar bau yang sangat menyengat sekali dari dalam. Saya lihat anak, menantu dan kedua cucu saya sudah tergeletak di lantai," katanya.
Mulut keempatnya semuanya mengeluarkan busa.
Ia sempat meyakini keempatnya masih hidup karena saat disentuh perut cucunya masih terasa panas.
Sementara di sampingnya tergeletak sebuah botol obat pestisida dan dua botol minuman berkarbonasi merek Sprite.
"Botol pestisida itu isinya sudah habis setengah, dua botol Sprite yang satu habis, ada gelas juga. Saya sentuh perutnya masih panas, lalu saya carikan air kelapa," ungkapnya.
Namun saat berusaha meminumkannya, tidak ada satupun dari keempatnya yang bisa meminumnya. Air kelapa itu tumpah dan tidak ada yang berhasil masuk ke dalam tubuh keempatnya.
Dalam kondisi panik, Suardana membangunkan tetangganya, Ni Nyoman Nyempen (31) dan Kadek Joni (35) untuk meminta tolong dicarikan mobil.
Semua korban lalu dibawa ke bidan, Kadek Dewi di Desa Pacung, Kecamatan Tejakula.
Bidan itu memastikan bahwa keempat korban telah tewas setelah menenggak racun serangga.
Selanjutnya keempat korban disemayamkan ke rumah tua milik Suardana di Banjar Dinas Kaja Kangin, Desa Bondalem.
Seorang dokter, dr Komang Ari Wirama dari Puskesmas Tejakula memastikan tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan dari tubuh korban berdasarkan hasil pemeriksaan.
Suardana mengaku, selama ini anaknya tidak mengeluhkan sesuatu apapun kepada dirinya.
Malam harinya, anaknya yang sehari-hari bekerja sebagai tukang kebun di vila hanya mengeluh capek saja.
"Engak pernah mengeluh sama sekali anak saya apa masalahnya. Malamnya cuma mengeluh capek lalu istirahat sambil nonton televisi," katanya.
Bahkan, menurutnya, anaknya itu termasuk sosok yang terbuka, setiap kali ada masalah selalu dibicarakan dengannya.