Jawaban Sutarmidji Soal Pasien Protes Layanan RSUD Kota Pontianak
Berdasarkan keluhan yang disampaikan pasien (batuk yang berdahak), tidak termasuk dalam kategori gawat darurat
Penulis: Syahroni | Editor: Galih Nofrio Nanda
Selanjutnya perawat melapor ke dokter bahwa pasien memprotes bila dirinya di EKG dengan perawat seorang wanita.
Sedangkan dokter menyatakan, untuk menunggu jika ingin dilakukan perawatan oleh perawat pria..
"Saat itu pasien menunggu sambil berjalan sendiri keluar dari ruang medikal bedah menuju keluar IGD dan duduk didepan ruang tunggu IGD smbil mengetik sesuatu di Hpnya" cerita Midji menyampaikan laporan dari petugas RSUD.
Saat perawat laki-laki sudah ada yang bisa melakukan rekam jantung, pasien sudah tidak ada lagi dilingkungan IGD dan kemungkinan pulang.
Dengan adanya hal ini Midji menuturkan agar bisa dijadikan pembelajaran bagi masyarakat luas bahwa IGD atau Instalasi Gawat Darurat berfungsi sebagai pelayanan yang prioritas untuk kondisi kegawat daruratan.
Bukan berdasarkan urutan kedatangan. justru dengan mengutamakan pasien gawat, "petugas menjalankn fungsi dengan baik. hanya saja karena pasien kurang mengerti dan tetap ngotot, maka hal seperti ini terjadi," terangnya.
Kemudian Midji menuturkan jika Syafaruddin tidak marah, tapi di curhatannya menggunakan kata biadab.
"Apa bisa dikatakan tidak marah dianya, saya malah tanya dia itu beradab tidak. Enak aja bilang staf kita biadab. Kalau dia tokoh harusnya cara protesnya yg elegant," jelasnya.
Bahkan Midji menuturkan seperti orang yang masuk ketegori katak dalam tempurung. Sepertinya dia yg paling bisa melayani orang dengan baik. "Saya minta dia cabut itu kata biadab atau secara pelan tapi pasti itu akan mengarah ke yang menyampaikan kata itu," pungkasnya.
Pasien Mengeluh
Sebelumnya budayawan Kalbar, Syafaruddin Usman merasa kecewa terhadap pelayanan yang didapatkannya di Rumah Sakit Kota Pontianak yang baru-baru ini mendapat predikat pelayanan terbaik di Indonesia.
Ia menceritakan kejadian yang tidak ia sendiri sebenarnya enggan mau menceritakan ini tapi ia tidak ingin pasien lainnya juga diperlakukan seperti ia oleh pegawai yang bertugas di RSUD Kota Pontianak tersebut.
"Saya mengunjungi RSUD Sultan Syarif Muhammad Alkadri, Maksud kedatangan saya untuk berobat, keram bagian perut, dan infeksi tenggorokan akibat batuk," jelasnya, Kamis (15/12/2016).
Sebelumnya ia juga menuturkan sekitar seminggu lalu ia juga melakukan pengobatan di sana dengan status penyakit tersebut. Kedatangan kali ini karena pada pengobatan pertama masih belum pulih.
Baca: Eddy Suratman Puji Gaya Kepemimpinan Wali Kota Sutarmidji
Ia juga memuji dan berterima kasih pada layanan yang diberikan saat pertama lalu, tim medis yang ramah, dan mengutamakan kepentingan pasien untuk diberikan pelayanan layak.
"Namun, pada kedatangan kedua ini sangat menyedihkan, menyakitkan dan saya kira juga memalukan bagi manajemen RSUD kebanggaan Pemkot Pontianak tersebut," katanya kesal.