Penjelasan Mengejutkan Syafii Maarif, Nyatakan Ahok Tak Hina Alquran

Dirinya menyesalkan, pendapat gegabah MUI ternyata telah berbuntut panjang. Bahkan, demo 4 November bentuk kongkretnya.

Editor: Marlen Sitinjak
TRIBUNNEWS/HERUDIN
Tokoh masyarakat, Buya Syafii Maarif 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, JAKARTA - Hal mengejutkan disampaikan Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah, Syafii Maarif atau biasa disapa Buya Syafii terkait kasus dugaan penistaan agama pada Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).

Menurutnya Ahok tidak melakukan penghinaan terhadap Alquran saat kunjungan kerja ke Kepulauan Seribu.

Buya Syafii memiliki alasan sendiri. Ia kemudian memaparkan penilaiannya.

Selain itu Buya juga mengkritik Majelis Ulama Indonesia (MUI).

"Sekiranya saya telah membaca secara utuh pernyataan Ahok di Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu yang menghebohkan itu," kata Buya Syafi'i dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Senin (7/11/2016).

Baca: Sutarmidji Siap Pimpin Demo Ahok Jika Konteksnya Seperti ini

Ia mengaku tidak sempat mengikuti pendapat dan pernyataan sikap MUI yang telah dibacakan dengan penuh emosi saat diundang program satu di antara televisi nasional, namun belakangan baru membaca isi pendapat dan pernyataan sikap MUI melalui internet.

"Dalam fatwa itu jelas dituduhkan bahwa Ahok telah menghina Alquran dan menghina ulama sehingga harus diproses secara hukum," ujarnya.

Namun, saat itu Buya Syafii akal sehatnya mengatakan, Ahok bukan orang jahat yang kemudian ditanggapi beragam oleh berbagai kalangan.

Setelah itu, Buya Syafii mendapat hujatan cukup banyak, begitu juga yang membela.

"Semua berdasarkan Fatwa MUI yang tidak teliti itu, semestinya MUI sebagai lembaga menjaga martabatnya melalui fatwa yang benar-benar dipertimbangkan secara jernih, cerdas, dan bertanggung jawab," kata Buya.

Dia meminta masyarakat perhatikan dengan seksama kutipan Ahok saat kunjungan kerja ke Pulau Pramuka, 27 September 2016 seperti yang tersebar di internet.

Baca: Dugaan Menghina Presiden, Sejumlah Ormas akan Laporkan Ahmad Dhani ke Polda Jatim

Jika diperhatikan seksama tidak ada ucapan Ahok yang menghina.

"Jadi jangan percaya sama orang. Kan bisa aja dalam hati kecil bapak ibu ga bisa pilih saya, karena dibohongin pakai Surat Al-Maidah 51 macem-macem itu. Itu hak bapak ibu ya. Perhatikan, apa terdapat penghinaan Alquran? Hanya otak sakit saja yang kesimpulan begitu," katanya.

Apalagi, kata Buya Syafii, jika sampai menista langit, jauh dari itu. Perkara dikesankan menghina ulama menurutnya tak perlu dibahas.

Menurutnya, pokok masalah disini adalah pernyataan Ahok di depan publik di sana agar jangan percaya sama orang karena dibohongin pakai surat surat Al-Maidah 51.

Ahok sama sekali tidak mengatakan surat Al-Maidah 51 itu bohong.

"Yang dikritik Ahok adalah mereka yang menggunakan ayat itu untuk membohongi masyarakat agar tidak memilih dirinya," katanya.

Buya Syafii mengatakan pusat perhatian tulisan ini adalah tidak benar Ahok menghina Alquran sesuai kutipan lengkap keterangannya di Pulau Pramuka diatas.

Dirinya menyesalkan, pendapat gegabah MUI ternyata telah berbuntut panjang. Bahkan, demo 4 November bentuk kongkretnya.

"Apakah kita mau mengorbankan kepentingan bangsa dan negara itu akibat fatwa yang tidak cermat itu? Atau apakah seorang Ahok begitu ditakuti di negeri ini, sehingga harus dilawan dengan demo besar-besaran? Jangan jadi manusia dan bangsa kerdil," kata Syafii Maarif. (*)

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved