Sail Selat Karimata 2016
Stan Sampan Tawarkan Produk Lokal, Drone hingga Pengetahuan Mangrove
Kalau mangrove rusak, kita akan sulit untuk air tawar, untuk kita minum,
Penulis: Ridhoino Kristo Sebastianus Melano | Editor: Jamadin
Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Ridhoino Kristo Sebastianus Melano
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, KAYONGUTARA - Stan Sampan Kalbar bekerjasama dengan Dinas Kehutanan Provinsi Kalbar, Dinas Kehutanan, Perkebunan dan Pertambangan Kabupaten Kubu Raya dan The Sustainable Trade Initiative (IDH) menawarkan berbagai produk lokal, drone hingga pengetahuan mangrove.
Tim Wahana Tanpa Awak Sampan Kalbar Fatjrin menuturkan, stan menawarkan pengetahuan mengenai drone dan mangrove. Drone sendiri digunakan untuk membantu kerja sampan dimana Kabupaten Kubu Raya menjadi project pilotnya.
Ada dua jenis drone yang dipajang. Drone dengan jarak tempuh pendek berwarna hitam corak merah digunakan dalam membantu fotografi dan videografi dalam suatu hamparan.
Sementara drone yang lebih besar dengan jarak tempuh lebih jauh digunakan mereka untuk pemetaan dan konservasi. “Drone-drone ini membantu tugas kita dalam melakukan pemetaan,” kata Muin sapaan akrabnya, Rabu (12/10/2016).
Baca: [VIDEO] Begini Detik-detik Pengunjung Hendak Berpose di Stan Kayong Utara
Selain drone, stan juga menampilkan film dokumenter mengenai pengelolaan hutan mangrove di Kabupaten Kubu Raya. Menurut Muin, keberadaan mangrove sangat penting bagi keberlangsungan hidup makhluk hidup.
Dengan adanya mangrove, gambut tetap terjaga sehingga ketersediaan air tawar selalu ada. “Kalau mangrove rusak, kita akan sulit untuk air tawar, untuk kita minum,” terangnya.
Staf Sampan lainnya, Ratna menambahkan, selain drone dan mangrove, stan juga menawarkan produk unggulan dari desa. Hadirnya produk desa untuk memperkenalkan branding lokal dalam acara internasional.
Baca: 120 Stan Meriahkan Pameran Sail Karimata
Ada kopi dari Kapuas Hulu dan Kubu Raya yang hidupnya di gambut. Ada pula madu mangrove yang menjadi andalan, serta amplang dan olahan iklan lainnya. “Madu kita jual per kilo Rp 200 ribu, olahan iklan seperti amplang sekitar Rp 10 ribu,” ucap Ratna.