Orangtua Kecewa Kegiatan Penyambutan Mahasiswa Baru Bernuansa Kekerasan

Ia menuturkan akan mencari senior yang diduga melakulan kekerasan dengan menampar anaknya.

Penulis: Syahroni | Editor: Arief
TRIBUN FILE
Ilustrasi 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Pihak Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura, mengambil langkah mengumpulkan puluhan orangtua mahasiswa dan para dosen Fakultas Teknik serta dari unsur pejabat rektorat, Kamis (29/9/2016).

Mereka mendiskusikan persoalan demonstrasi sejumlah mahasiswa Fakultas Teknik yang menduduki Rektorat Untan.

Dari hasil pertemuan tersebut juga akan diadakan pertemuan antara orangtua mahasiswa baru dan perwakilan mahasiswa serta dosen pada hari Sabtu tanggal 1 Oktober nanti di ruang sidang Fakultas Teknik.

Dekan mengimbau kepada orangtua yang anaknya menduduki gedung Rektorat Untan, agar menenangkan anaknya dan menginstruksikan agar membubarkan diri dari aksi demo yang menduduki rektorat.

Dalam pertemuan yang digelar di Aula Ruang Sidang Fakultas Teknik tersbut, juga hadir orangtua mahasiswa baru yang anaknya diduga mengalami tindakan kekerasan pada saar proses penyambutan mahasiswa baru (PMB).

Satu di antara orangtua yang hadir, Eni, mengatakan, anaknya mengalami sakit dan mendapat perawatan intensif di rumah sakit. Anaknya mengalami trauma dan tekanan serta kelelahan.

Eni selaku orangtua tidak terima dengan perlakuan yang didapatkan anaknya. Ia menuturkan akan mencari senior yang diduga melakulan kekerasan dengan menampar anaknya.

Dia mengatakan, senior yang melakukan penamparan terhadap anaknya juga merupakan seorang mahasiswi.

Sementara orangtua lainnya, Hertinus, mengungkapkan kekecewaannya terhadap kegiatan PMB yang bernuansa kekerasan tersebut.

Kemudian berharap kegiatan yang berupa pembinaan terhadap mahasiswa jangan sampai ada kekerasan.

Anwar, orangtua mahasiswa baru dan juga alumnus Fakultas Teknik, meminta agar kegiatan Pawang atau ospek lanjutan ditiadakan.

Selanjutnya dari Forum Orangtua Mahasiswa Fakultas Teknik (Formatek), juga meminta kegiatan yang berbau kekerasan untuk dihentikan.

Bahkan menurutnya, Formatek sudah dari tahun 2015 lalu mengajukan surat untuk pembubaran kegiatan yang bernuansa kekerasan.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved