Ketika Bupati Bantaeng Teringat Gubernur Cornelis

Nurdin Abdullah, langsung nyerocos bercerita tentang Gubernur Cornelis, dan panasnya udara di Kota Pontianak.

Penulis: Hasyim Ashari | Editor: Galih Nofrio Nanda
tribuntimur
JAMUAN - Bupati Bantaeng, Nurdin Abdullah, menjamu rombongan Tribun di Pantai Seruni, kemarin. 

Maka jadilah, Halaman Lapas Bantaeng kini menjelma tempat favorit keluarga menghabiskan waktu sambil melihat kapal-kapal tradisional tambat.

Kesan sederhana, begitu terlihat di sosok Bupati Nurdin saat perjalanan dari Balla Lompoa ke Pantai Seruni.

Ia turun dari Balla Lompoa dengan kendaraan dinasnya, Toyota Kijang Innova hitam berpelat DD 1 F.

Berbeda dengan kebiasaan para kepala daerah lainnya, Bupati Nurdin, hanya dikawal satu vooriders.

Itu pun posisi vooriders ada di belakang mobilnya. Sudah begitu, tak ada bunyi sirine dari voeriders, untuk meminta jalan kepada para pengendara lain.

Mobil Bupati Nurdin tak ubahnya mobil warga biasa. Ia juga berhenti di persimpangan dan setia menunggu lampu hijau menyala.

Sampai di Pantai Seruni, mobil Bupati Nurdin juga parkir di tempat yang di mana pengunjung lainnya memarkirkan kendaraan.

Padahal jika ia mau, ia bisa saja memarkir mobil dinasnya agar tak jauh dari tempat makan siang, sehingga ia tak perlu jalan kaki.

"Saya harus menjadi contoh bagi warga saya. Tidak ada yang istimewa dari jabatan sebagai kepala daerah. Saya juga rakyat biasa," kata Nurdin saat ditanya tentang sikapnya.

Baginya, bukan segudang fasilitas dan keistimewaan yang harus ditonjolkan, melainkan inovasi dan kerja nyata untuk kesejahteraan rakyat dan kemajuan Bantaeng.

Tempat makan siang yang dipilih Bupati Nurdin, tepat berada di sisi kanan Pantai Seruni.

Berbentuk seperti rumah kecil, dengan ruangan terbuka di dalamnya. Ternyata, di sinilah biasanya ia menerima tamu-tamu yang berkunjung ke Bantaeng.

Tak lama, menu makan siang datang. Dalam sekejap, meja bundar penuh dengan aneka lauk pauk. Terutama ikan. Ada yang dibakar, digoreng, hingga ikan masak kuah.

Udang dan rajungan juga jadi menu andalan. Selebihnya, ada sayur asam, dan ayam goreng.

"Ayo, mari silakan dimakan," ajak Nurdin sambil menyendot nasi putih dan mengambil ikan bakar di hadapannya.

Baru saja menyuap nasi dan berbincang sebentar, Nurdin mendadak berdiri dari kursinya.

Tangannya menyambar dua piring besar berisi ikan dan rajungan. Ia kemudian membawa lauk pauk itu ke meja di sebelah kiri.

Di meja tersebut, rupanya ada tamu yang juga hendak bertemu Nurdin. Mereka berjumlah lima orang dan sedang menunggu hidangan makan siang juga.

Namun, di meja mereka baru ada sebakul nasi putih hangat. Nurdin melihat hal itu. Karena itulah, ia bergegas membawakan sendiri lauk pauk untuk mereka.

Melihat Nurdin membawa dua piring lauk pauk itu, sejumlah pegawainya tampak panik. Mereka buru-buru menyajikan lauk untuk tamu-tamu Nurdin lainnya.

"Instruksi yang paling efektif itu dengan memberi contoh. Itu, begitu saya bawa piring, para pegawai langsung bergerak cepat," imbuh Nurdin saat ditanya kenapa membawakan sendiri makanan untuk tamunya.

Nurdin juga mengajak wartawan dari media lain, selain Tribun makan dan duduk semeja dengan dirinya.

Pada saat makan siang inilah, Nurdin menceritakan kesannya saat berkunjung ke Pontianak dan bertemu Gubernur Cornelis.

"Pontianak itu cuacanya tidak panas. Yang panas itu gubernurnya," ucap Nurdin sambil senyum- senyum sendiri.

Rupanya ia ingat betul kebiasaan Gubernur Cornelis yang tidak bisa berhenti merokok.

"Istilahnya, kalau di hotel sampai-sampai ada tulisan, di sini dilarang merokok, kecuali Gubernur Kalbar," ujar Bupati Nurdin bercanda.

Ia pun tak bisa menyembunyikan tawanya. Meski hanya sebentar kesan terhadap Gubernur Kalbar begitu membekas dibenaknya.

Menurut Nurdin, Gubernur Cornelis, tipe pemimpin yang ceplas-ceplos, apa adanya. Ia pun berharap, Kalbar bisa lebih maju dengan segenap potensinya.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved