Ketika Bupati Bantaeng Teringat Gubernur Cornelis
Nurdin Abdullah, langsung nyerocos bercerita tentang Gubernur Cornelis, dan panasnya udara di Kota Pontianak.
Penulis: Hasyim Ashari | Editor: Galih Nofrio Nanda
Ia pun fokus pada apel, strawberry, sayuan organik, dan tanaman hias. "Hanya untuk semangka, kita memang tidak genjot. Biarlah itu menjadi komoditas unggulan Kabupaten Jeneponto," ujar Nurdin sambil tertawa.
Jeneponto selama ini memang dikenal sebagai daerah penghasil semangka.
Di sektor peternakan, melalui teknologi Inseminasi Buatan, Nurdin mengeluarkan kebijakan memperbaiki kualitas ternak sapi.
Termasuk mendukung penuh pemanfaatan limbah ternak menjadi biogas sebagai energi alternatif di desa-desa di Bantaeng.
Nurdin juga piawai menyiasasi APBD daerah yang hanya memiliki luas 395,83 kilometer atau tak lebih besar dari Pulau Madura itu.
Selama dua periode ia bekerja keras memacu pertumbuhan ekonomi Bantaeng.
Hasilnya, Bantaeng menjadi satu di antara pusat pertumbuhan ekonomi di Sulawesi Selatan.
Sebelum meninggalkan ruang tamu Balla Lompoa, kaki Bupati Nurdin terhenti di pintu keluar.
Sebab ia ditodong Wapemred Tribun Timur, Thamzil Tahir, ihwal deretan tropi yang tertata rapi di pojok kanan, tepat di belakang pintu.
"Itu Adipura. Kita sudah enam kali menyabet Adipura. Yang pertama 2009, terakhir yang itu, 2016," kata Nurdin.
Nurdin lantas mengajak rombongan untuk menikmati makan siang dengan sajian khas Bantaeng.
Awalnya, ia merencanakan makan siang di Pantai Marina, sebuah kawasan wisata andalan di Bantaeng dan Sulsel.
Namun, cuaca terlalu panas sehingga ia memutuskan mengganti tempat jamuan makan siang di
Pantai Seruni, sebuah objek wisata di Jantung Kota Bantaeng. Pantai Seruni, dulunya tidak seluas sekarang.
Hanya sampai batas Rumah Sakit Umum Bantaeng dan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Bantaeng.
Namun, Nurdin mereklamasi pantai agar daratan Pantai Seruni lebih luas, sehingga bisa menjadi alun-alun seperti sekarang.