Kalbar Siaga Karhutla, Gubernur Ajukan Bantuan Helikopter
BNPB pun kini telah menyiapkan sebanyak dua unit helikopter water bombing. Walau terkait perizinan terbang dari Kementerian Perhubungan masih proses.
Penulis: Tito Ramadhani | Editor: Marlen Sitinjak
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Dalam sepekan terakhir, titik panas (hotspot) di wilayah Kalbar meningkat cukup signifikan.
Berdasarkan pantauan satelit Modis milik NASA, Jumat (19/8/2016) pagi, ada 158 hotspot yang terdeteksi di wilayah Kalbar.
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho dalam rilisnya menyebutkan, sebelumnya Kamis (18/8/2016), terpantau sebanyak 106 hotspot di wilayah Kalbar.
"Gubernur Kalimantan Barat, Cornelis telah menetapkan siaga darurat kebakaran hutan dan lahan (Karhutla). Untuk mengatasi hotspot kebakaran hutan dan lahan yang meluas, Gubernur telah mengajukan surat permohonan ke BNPB, agar dibantu helikopter water bombing, hujan buatan dan helikopter patroli," kata Sutopo dalam rilis, Jumat (19/8/2016).
BNPB pun kini telah menyiapkan sebanyak dua unit helikopter water bombing. Walau terkait perizinan terbang dari Kementerian Perhubungan masih dalam proses.
Sementara dari Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) juga telah menyiapkan pesawat terbang Casa TNI AU dan bahan semai untuk hujan buatan.
"Diperkirakan hujan buatan dapat dilakukan pekan depan. Keterbatasan pesawat terbang menyebabkan operasi hujan buatan sering terkendala," jelasnya.
BACA JUGA: Siaga Darurat Kebakaran Hutan dan Lahan, Kalbar Tunggu Bantuan BNPB
Sutopo menegaskan, untuk mengcover wilayah Kalimantan yang luas diperlukan pesawat Hercules C-130, yang mampu menjelajah luas dan membawa bahan semai 8 ton untuk hujan buatan.
Jumlah titik panas setiap harinya bersifat fluktuatif. Menurut Sutopo, kebakaran hutan dan lahan di Riau masih terjadi di beberapa tempat. Dari pantauan satelit menunjukkan sebaran asap atau gas CO2 menyebar hingga ke Selat Malaka.
"Namun demikian belum mempengaruhi kualitas udara di Malaysia dan Singapore. Indeks Standar Pencemaran Udara di Malaysia dan Singapore masih baik," katanya.
Pantauan satelit Modis dari Lapan, terdeteksi 339 hotspot pada Jumat (19/8) pagi. 218 hotspot di antaranya dengan tingkat kepercayaan Sedang (30 - 79%) dan 121 hotspot untuk tingkat kepercayaan Tinggi (80 - 100 %).
Sebaanyak 218 hotspot untuk tingkat kepercayaan Sedang, tersebar di wilayah Kalbar 96 hotspot, Kalsel 7 hotspot, Kalteng 16 hotspot, Kaltim 1 hotspot, Jabar 2 hotspot, Jateng 1 hotspot, Jatim 1 hotspot, NTT 14 hotspot, Bangka Belitung 17 hotspot, Maluku 8 hotspot, Maluku Utara 1 hotspot, Sulsel 7 hotspot, Sulteng 1 hotspot, Sulawesi Tenggara 1 hotspot, Sumbar 2 hotspot, Sumsel 9 hotspot, Sumut 14 hotspot, Jambi 4 hotspot, Kepulauan Riau 1 hotspot, Riau 10 hotspot, Lampung 1 hotspot, Papua 2 hotspot, dan Gorontalo 1 hotspot.
BACA JUGA: Hari Ini, Kebakaran Lahan di Mempawah Terjadi di Dua Lokasi
Seementara untuk 121 hotspot dengan tingkat kepercayaan Tinggi, tersebar sebanyak 62 hotspot di Kalbar, Kalsel 1 hotspot, Kalteng 7 hotspot, Kaltim 1 hotspot, NTT 1 hotspot, Bangka Belitung 7 hotspot, Lampung 1 hotspot, Riau 22 hotspot, Sumsel 4 hotspot, Sumut 14 hotspot, serta Sulsel 1 hotspot.