Liputan Khusus

Ini Dia Sosok di Balik Booming Pokemon Go

Tantangan berikutnya, adalah mengambil hati mendiang Satoru Iwata yang kala itu menjabat sebagai CEO Nintendo.

Editor: Marlen Sitinjak
TRIBUN FILE/IST
John Hanke 

Ishihara termasuk pemegang level tinggi di Jepang. Hal-hal macam ini membuat pendekatan membangun proyek Pokemon Go lebih mudah dan menimbulkan rasa saling percaya.

Hanke mengaku obrolan soal proyek Pokemon Go menjadi lebih mudah dengan Ishihara.

Tantangan berikutnya, adalah mengambil hati mendiang Satoru Iwata yang kala itu menjabat sebagai CEO Nintendo.

Iwata selama ini dikenal teguh pendirian terhadap perluasan karakter legendarisnya seperti Mario Bros, Zelda, Donkey Kong, dan Pokemon sendiri ke platform lain. Dia hanya ingin karakter-karakter tersebut eksklusif di perangkat Nintendo.

Namun Hanke bercerita, bahwa Iwata pada saat itu langsung memberikan persetujuan untuk proyek Pokemon Go. Menurutnya, Iwata rela bertaruh untuk proyek tersebut dan mempercayakan Niantic sepenuhnya.

BACA: Pokemon Go Booming di Pontianak! Masuk Semak Tangkap Pokemon

Nintendo pun membutuhkan siasat baru untuk meningkatkan pendapatannya yang turun akibat penjualan konsol game yang lesu dihantam oleh penjualan ponsel pintar yang meroket. "Mereka (Nintendo) memiliki kesepahaman yang sama dengan kami," ujar Hanke.

Setelah dirilis secara resmi pada 4 Juli kemarin untuk Australia dan Selandia Baru, lalu 6 Juli untuk kawasan Amerika Serikat, Pokemon Go mampu menandingi popularitas media sosial Facebook, Snapchat, hingga pesan instan WhatsApp.

Ini terlihat dari orang-orang rela berkeliaran di sepanjang jalan dan tempat umum hanya untuk memburu Pokemon.

Niantic diakui Hanke, memiliki tiga tujuan utama untuk game Pokemon Go. Yang pertama adalah exercise alias gerak badan. Menurut Hanke, banyak aplikasi kebugaran tubuh yang gagal membuat penggunanya betul-betul hidup sehat.

Pokemon Go dirancangnya untuk 'memaksa' gamer bergerak dan banyak keluar rumah. Ia menawarkan interaksi berbeda antara manusia dengan permainan ponsel, karena melibatkan pencarian objek monster-monster virtual di dunia nyata.

Aktivitas keluar rumah itu diganjar dengan Pokemon sebagai 'hadiahnya'. Pengguna bisa mencari, menangkap, mengumpulkan bola dan telur, sampai melatih para monster imut agar lebih kuat.

BACA: Game Yu-Gi-Oh ini Bakal Menyaingi Pokemon Go

Kedua, melihat dunia dengan mata baru. Pokemon Go bertujuan memberi pandangan baru terhadap hal-hal di sekitar masyarakat.

Caranya, menyulap tempat dan ruang publik menjadi Pokestop untuk mendapatkan bola dan telur, serta Pokegym untuk melatih kekuatan para monster.

Ketiga, membuat gamer bersosialisasi dengan orang baru. Pokemon Go selama ini berhasil membuat gamer menjelajahi berbagai tempat untuk menangkap Pokemon.

Kemudian saat gamer mencapai level lebih tinggi, dia harus membentuk tim dengan sesama gamer untuk berbagi kekuatan dan menguasai Pokegym.

Hanke menggambarkan hal tersebut sebagai icebreaker, yang artinya Pokemon Go mampu menciptakan hubungan pertemanan dengan orang baru dan bermain bersama.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved