Liputan Khusus
Ini Dia Sosok di Balik Booming Pokemon Go
Tantangan berikutnya, adalah mengambil hati mendiang Satoru Iwata yang kala itu menjabat sebagai CEO Nintendo.
Dua perusahaan itu memberi dana segar 30 juta dolar AS ke Niantic pada Oktober 2015.
"Game ini (Pokemon Go) tujuannya untuk memfasilitasi hal-hal yang berkaitan dengan kehidupan nyata," ujar Hanke kepada Business Insider.
Hanke menginginkan para gamer bermain secara aktif, dalam arti tidak hanya duduk di toilet atau bermalas-malasan di tempat tidur.
Maka ia turut mengembangkan Pokemon Go yang konsepnya mampu menyeret kaki gamer keluar rumah untuk memburu monster-monster imut dan memasukkannya ke dalam bola Pokeball.
BACA: Pokemon Go Luar Biasa! Waspadai Hal Fatal Ini
Hanke punya harapan besar agar para pengguna Pokemon Go tetap bersosialisasi dengan lingkungan sekitar.
Hal tersebut nampaknya terwujud, sebab gamer Pokemon Go rela pergi keluar rumah, berjalan kaki, berpetualang, hingga kenalan dengan orang baru.
Hanke memulai pengembangan Pokemon Go ini pada 1996 ketika masih berstatus sebagai mahasiswa.
Game pertama yang ia buat bernama Meridian 59. Pada 2000, Hake meluncurkan aplikasi Keyhole yang bisa mengintegrasikan GPS dengan peta permukaan di dunia.
Aplikasi tersebut kemudian dibeli Google. Keyhole merupakan cikal bakal dari aplikasi berbasis GPS Google Earth yang terkenal hingga kini.
Setelah sukses menelurkan program tersebut, Hanke pun memilih fokus untuk mengembangkan game berbasis GPS.
Lahirlah kemudian Ingress. Game ini berbasis perangkat mobile yang menantang para gamer untuk mengeksplorasi dunia dan menguasai tempat-tempat tertentu sebagai kawasan miliknya.
Ia memanfaatkan teknologi augmented reality dan juga didasarkan pada pemetaan lokasi dengan GPS, yang mengajak pengguna mencari kekuatan virtual di tempat-tempat seperti museum, monumen, dan ruang terbuka publik.