10 Risiko Operasi Caesar Bagi Ibu Hamil
Bahkan ada juga yang beralasan melakukan operasi caesar karena ingin melahirkan sang bayi pada tanggal-tanggal tertentu.
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Memang jaman sekarang ini, banyak ibu hamil yang memilih persalinan melalui operasi caesar karena takut merasakan sakit ketika melirkan secara normal atau tidak ingin menunggu lama seperti menunggu proses pembukaan atau dilatasi yang bisa memakan waktu lama.
Bahkan ada juga yang beralasan melakukan operasi caesar karena ingin melahirkan sang bayi pada tanggal-tanggal tertentu semisal awal tahun dan sebagainya.
Menurut ilmu kedokteran, suatu kehamilan dinyatakan cukup bulan atau aterm dalam bahasa kedokteran, apabila usia kandungan 37 minggu ke atas berdasarkan Hari Pertama Hari Terakhir.
BACA: Apakah Persalinan Caesar Ditanggung BPJS?
Artinya, di saat usia ini janin secara organ sudah matang dan siap lahir-usia kehamilan 40 minggu. Pada kondisi tertentu, bisa saja operasi caesar dilakukan sebelum 37 minggu (prematur).
Sejauh ini, operasi caesar memang dianggap relatif aman. Namun, sama seperti operasi besar lainnya, operasi caesar juga memiliki risiko tindakan yang lebih besar dalam jangka panjang atau jangka pendek.
BACA: Ini Makanan untuk Perlancar Persalinan Ibu
Berikut ini adalah risiko yang mungkin terjadi jika ibu hamil melakukan operasi caesar:
- Rasa sakit setelah operasi: Ini merupakan faktor yang paling utama karena rasa sakit bisa berlangsung setidaknya untuk beberapa minggu setelah operasi.
- Infeksi: Terutama infeksi pada luka bekas operasi, infeksi saluran kemih, dan infeksi pada dinding rahim.
- Pembekuan darah di kaki atau paru-paru.
- Pendarahan.
- Efek setelah anestesi yaitu mul, muntah dan sakit kepala.
- Terbentuknya jaringan ikat (adhesi).
- Timbulnya luka bekas sayatan yang panjangnya berkisar antara 10-15 cm: Biasanya setelah beberapa tahun luka tersebut akan tersamarkan.
- Cedera pada saraf atau organ lain yang dapat terjadi selama operasi berlangsung.
- Leher rahim terhalang:
- Dikarenakan tumbuhnya plasenta di dalam rahim yang biasa disebut plasenta previa. Selain itu, ibu hamil bisa mengalami plasenta akreta, incentra atau percetra. Ketiganya bisa menyebabkan pendarahan hebat setelah melahirkan.
- Bekas jahitan yang robek saat melahirkan berikutnya: Nah, apabila semuanya sudah diterangkan secara jelas dan detil, ibu hamil dan keluarganya tetap bisa meminta operasi sesar, maka keputusan terakhir diserahkan pada pasien dan keluarga.