Galang Dana Untuk Korban Bencana Alam, Aliansi Kalbar Sempat Mau Dibubarkan Satpol PP

Bencana alam banjir bandang dan tanah longsor yang menghancurkan Desa Tanjung Lokang,Kecamatan Putusibau selatan, Kabupaten Kapuas Kulu.

Penulis: Anesh Viduka | Editor: Mirna Tribun
TRIBUNFILE/IST
Aliansi Kalbar Bangkit galang dana untuk bencana alam di Kapuas Hulu. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Bencana alam banjir bandang dan tanah longsor yang menghancurkan Desa Tanjung Lokang,Kecamatan Putusibau selatan, Kabupaten Kapuas Kulu, Kalimantan Barat yang terjadi pada 16 juni 2016 lalu mengakibatkan korban berjatuhan dan menghancurkan puluhan rumah dan sejumlah fasiltas umum lainya seperti gedung sekolah dan tempat ibadah.

Koordinator Aliansi Kalbar Bangkit, Wahyu menceritakan Akibat dari peristiwa tersebut, tercatat 6 unit rumah warga yang hancur diterjang banjir, 12 unit fasilitas umum di antaranya Gedung Sekolah dan tempat ibadah, 27 Gudang Kecil, 31 unit Lumbung Padi serta puluhan rumah terendam, satu bayi usia sebelas bulan meninngal dunia, satu anak laki-laki usia 7 tahun kritis, serta enam warga mengalami luka berat dan puluhan warga mengalami luka ringan. Saat ini dua korban atas nama Julius zoma (7) serta Teri (33) masih di rawat di RS St Antonius Pontianak.

Menanggapi kejadian tersebut, sejumlah aktivis yang tergabung dalam Aliansi Kalbar Bangkit menggelar aksi solidaritas penggalangan dana di beberapa titik di kota Pontianak, seperti kawasan tugu Digulis, perempatan Jl Diponegoro-Jl Gajahmada, dan Perempatan Jl A yani-Jl Slt Abdurrahman, yang dimulai sejak 26-28 Juni dan berhasil mengumpulkan dana sebesar Rp 10.094.000.

"Dari tanggal 26 sampai 27 kita berhasil mengumpulkan dana Rp 6.515.000. hari itu juga uangnya langsung kita kirim via Bank ke posko di Kapuas Hulu sebesar 5 juta, karena kan pengiriman dalam satu hari ndak bisa lebih dari 5 juta, disana nanti ada ketua posko sama temenggung adat yang akan menyerahkan langsung kepada korban. Sisanya ditambah dana yang sudah terkumpul pada tanggal 28 akan kami kirim nanti tanggal 30 juni, karena kami akan terus melakukan penggalangan dana sampai 2 Juli 2016," kata Wahyu kepada Tribun, Rabu (29/6/2016).

Selain bantuan berupa uang tunai, Aliansi Kalbar Bangkit juga memberikan bantuan berupa pakaian layak pakai sebanyak lima kardus, mie instan 1 kardus serta beras 45Kg, yang merupakan hasil dari sumbangan sejumlah Mahasiswa dan Masyarakat Pontianak dan Kubu Raya.

"Untuk bantuan berupa barang akan dikirim setelah lebaran, karena kami menargetkan satu truk bantuan berupa barang dan akan dikirim sekaligus, untuk menghemat biaya pengiriman. Karena akses menuju Desa Tanjung lokang hanya ada lewat jalur sungai, dengan jarak tempuh sekitar 12 jam dari pusat kota Putusibau menggunakan motor air," ujar Wahyu.

Desa Tanjung lokang merupakan perkampungan yang terletak di kecamatan Putusibau selatan, kabupaten Kapuas hulu, Kalimantan barat yang dihuni oleh masyarakat Dayak Punan Hovongan, dengan jumlah sekitar 600 jiwa.

Wahyu menyampaikan untuk warga yang ingin membavtu dengan menyumbang barang-barang seperti pakaian dan barang lainya bisa datang langsung ke kantor Aliansi Gerakan Reforma Agraria (Agra), Jl H Rais A Rahman (Sui Jawi),Komp Hasia Permai,No 15, Pontianak, atau bisa langsung menghubungi Wahyu dengan nomor 085251168103.

Meskipun sempat terjadi kendala berupa penertiban dari sat Pol PP kota Pontianak, lanjut Wahyu, atas dasar kemanusiaan, Aliansi Kalbar Bangkit akan terus melakukan penggalangan dana sampai tanggal 2 Juli mendatang.

“Mereka butuh bantuan, memang ada bantuan dari pemerintah tapi minim. Ini kejadiannya bukan hanya satu dua hari selesai, bagaimana nasib para korban yang dirumah sakit, bagaimana mereka bertahan hidup dengan harta benda yang sudah tidak ada. Tadi malam saat melakukan penggalangan dana di kawasan perempatan Jl A Yani-Jl Sult Abdurrahman, kami sempat mau dibubarkan oleh sat Pol PP dengan alasan mengganggu ketertiban umum, padahalkan sebelum menggelar penggalangan dana, kami sudah mengirimkan surat pemberitahuan kepada Polresta, Dinas Sosial Kalbar, Walikota dan juga kepada Sat Pol PP, namun tidak ada tanggapan. heran, untuk aksi kemanusiaan aja tidak boleh," kata Wahyu.

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved