Ramadan 1437 H
Demi Tugas Negara, Brigadir Maulana Rela Tak Mudik ke Singkawang
Saat orang-orang menikmati masa liburan bersama keluarga, dirinya mengabdikan diri pada negara.
Penulis: Ishak | Editor: Mirna Tribun
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Hari raya Idul Fitri, merupakan momen yang spesial bagi kaum muslim di Indonesia. Tak hanya tentang ritual salat Ied sebagai pertanda kemenangan setelah berpuasa menahan nafsu, haus dan dahaga sebulan penuh, Idul Fitri juga jadi momen bertautnya tali kasih dalam silaturahim.
Hari raya yang juga jamak dikenal dengan sebutan lebaran ini, juga jadi momen berkumpulnya sebuah keluarga. Sanak saudara, berhimpun dalam suasana hari raya, saling memaafkan satu dan lainnya. Anak bersimpuh memohon ampun kepada orangtua mereka. Lalu orang memberkati buah hatinya.
Saat semua anggota keluarga berkumpul, keceriaan dalam keluarga bisa muncul kapan saja. Tapi lebaran, menghadirkan suasana syahdu yang tak tergantikan.
Hal inilah yang dirasakan Anggota Jaga Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Polda Kalbar, Brigadir M Maulana. “Secara manusiawi, kerinduan (kepada keluarga, terutama orangtua) pasti ada,” ujarnya, Rabu (29/06/2013).
Untuk bisa berkumpul bersama keluarga, jarak yang jauh tak jadi halangan untuk ditempuh. Asal bisa bersua ayah bunda dan sanak keluarga. Di Indonesia, tradisi ini dikenal dengan istilah mudik.
Namun, pada lebaran kali ini, ia tak bisa mengikuti tradisi unik yang konon hanya ada di Indonesia ini. Pasalnya, ia harus menunaikan tugasnya sebagai abdi negara.
Profesinya sebagai anggota kepolisian, mengharuskan ia siap sedia melayani masyarakat setiap waktu. Saat orang lain kebanyakan tengah menghabiskan waktu bersama keluarga dan sanak famili, di lebaran ini, ia harus tetap bertugas sebagaimana biasanya.
Ada rasa kebanggaan tersendiri yang dirasakannya saat dirinya mampu menjalankan tugasnya ini. Saat orang-orang menikmati masa liburan bersama keluarga, dirinya mengabdikan diri pada negara.
Ruangan kerjanya di SPTK Polda Kalbar, jadi tempatnya menunaikan kewajibannya itu. Jauh dari keluarga, bahkan anak dan isterinya yang berdomisili di Kota Singkawang. Akan tetapi ia mengaku ikhlas.
Tanggungjawabnya menurutnya tak dapat diabaikan begitu saja. Tugas negara yang diembannya, harus dilaksanakan sebaik mungkin. Sebagai bukti totalitasnya dalam bekerja.