Bos Qlapa.com yang Mendunia ini Berbagi Tips Sukses Jadi Pengusaha di Era Digital

CEO situs Qlapa.com ini menyampaikan awal mulanya ia tertarik membuat Qlapa.com karena rasa gelisah dengan potensi kerajinan di Indonesia yang....

Penulis: Nina Soraya | Editor: Mirna Tribun
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/NINA SORAYA
Benny Fajarai memaparkan peluang menjadi pengusaha d era digital di Seminar Kewirausahaan Cara Mudah Menjadi Pengusaha Digital, di Aula Kantor BI, Senin (30/5/2016). 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Benny Fajarai yang tampil sebagai pembicara utama Seminar Kewirausahaan Cara Mudah Menjadi Digital Entrepreneur mengaku tak sependapat dengan tema acara yang mengatakan menjadi pengusaha itu mudah.

BACA JUGA: Pengusaha Muda Pontianak Mendunia

Menurutnya malah kebalikannya sulit sekali menjadi pengusaha, tapi bukan tidak bisa diatasi kesulitan tersebut.

“Gak mudah itu jadi pengusaha. Kalau jadi pengusaha karena hanya ikutan tren sebaiknya jangan,” ungkapnya saat tampil di aula kantor Bank Indonesia (BI) Kalbar, Senin (30/5/2016).

CEO situs Qlapa.com ini menyampaikan awal mulanya ia tertarik membuat Qlapa.com karena rasa gelisah dengan potensi kerajinan di Indonesia yang luar biasa. Nilai ekspor kerajinan ini bisa mencapai Rp 150 triliun.

“Awalnya aku pergi ke Bali pada tahun 2015. Kulihat di sana pasar seni yang menampilkan kerajinan ukiran yang bagus-bagus. Pembelinya orang-orang luar negeri Dari situ aku merasa gelisah karena aku percaya potensi besar,” kata pria asal Pontianak yang baru saja masuk daftar 30 anak muda yang paling berpengaruh di Asia versi Majalah Forbes ini.

Menurutnya masalah pemasaran menjadi tantangan untuk industri kerajinan bisa tumbuh dan berkembang. Ini terbukti dari jalur distribusi yang panjang mengakibatkan keuntungan si pengrajin menjadi kecil. Sementara bagi pembelinya lalu menjual lagi keuntungan jadi lebih besar.

“Harusnya di era digital ini bisa memperpendek jalur tadi,” ujar pria kelahiran 27 April 1990 silam ini.

Pasca menelurkan situs Qlapa pada November 2015, situs ini menampung hasil karya pengrajin baik berupa produk fashion sampai peralatan rumah tangga. Pertumbuhan dari sisi penjualan, kata Benny, bisa sampai dua kali lipat tiap bulannya.

Dia menuturkan yang menyenangkan menjadi pengusaha itu bukan hanya pundi rupiah yang didapatkan namun karena bisa membantu banyak orang. Apalagi dengan cara tersebut, orang lain bisa lebih maju.

Benny membagi tips kepada mahasiswa yang hadir di ruangan tersebut. Untuk menjadi pengusaha, ia mengajak untuk kenal pada passion. Hal ini yang ikut menentukan pasalnya, bisnis yang akan dijalankan tentu proses panjang, jadi bila passion sudah jelas, tentu si pengusaha akan lebih mencintai proses tadi.

Tahapan selanjutnya, ia mengajak peserta untuk melakukan studi pasar. “Sama seperti saat aku ke Bali dan menemukan begitu banyaknya kerajinan. Pulang dari sana, aku bukan langsung berjualan, tapi yang kulakukan melihat dulu kira-kira diterima pasar atau tidak. Jadi perlu riset lah,” jelasnya.

Dia turut menyarankan pengusaha pemula bisa dimulai dari hal kecil. Benny mengingatkan jangan terjebak pada satu ide lalu energi dan modal dihabiskan ke sana. Sebaiknya, pertimbangkan beberapa hal.

“Coba lihat Google Glass itu kan waktu dilempar ke pasar masih belum sempurna benar, sebenarnya Google hanya ingin lihat repsons pasar terlebih dahulu. Jadi modalnya tidak semua dihabiskan ke sana. Begitu juga kita sebagai pebisnis jangan sampai semua modal diguyurkan ke satu saja. Apalagi bila kita belum melakukan riset pasar,” katanya.

Benny memang sudah sejak lama berkeinginan menjadi seorang technopreneur, hal ini ia mulai dengan mendirikan Kreavi.com yang merupakan situs bagi pelaku industri kreatif, desainer grafis, desainer web untuk memajang karyanya.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved