Diberlakukan Harus Bayar Retribusi, Beberapa Pedagang di Stadion SSA Keberatan

Terkait dikenakan biaya retribusi di Stadion SSA ini juga berdampak pada semua pengguna fasilitas yang berada dibawah pengelolaan Dispora Kalbar.

Penulis: Try Juliansyah | Editor: Mirna Tribun
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/ANESH VIDUKA
Sejumlah warga jogging di lintasan atletik Stadion Sultan Syarif Abdurahman, Pontianak, Kamis (3/3/2016) sore. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID,SANGGAU - Terkait dikenakan biaya retribusi di Stadion Sultan Syarif Abdurahman (SSA) ini juga berdampak pada semua pengguna fasilitas yang berada dibawah pengelolaan Dispora Kalbar. Satu di antaranya pedagang-pedagang tanaman yang berada di kompleks Stadion Sultan Syarif Abdurahman.

Kurang lebih 63 pedagang tanaman hias beroperasi di sekitar stadion dikenakan retribusi untuk lokasi usahanya. Retribusi yang dikenakan juga bervariasi tergantung lokasi tempat pedagang beroperasi.

"Anggota kami ada 84, namun yang berdagang di tanah yang dikelola oleh Dispora berjumlah 63 orang. Lokasi mereka ada yang di pinggir jalan MT Haryono dan Jl Sumatra serta di dalam area SSA," ujar Ketua Forum Pedagang Tanaman Hias (Forpentah) kepada tribun, Kamis (3/3/2016).

Retribusi yang dikenakan untuk pedagang tanaman hias ini berkisar antara Rp 500 dan Rp 1000 per meter persegi perbulannya.

"Untuk yang didalam dikenakan 500 per meter perseginya karena mungkin lebih sulit menjual daripada yang dipinggir jalan dengan retribusi Rp 1000," ungkapnya.

Kurang lebih 6 hektare atau 60.000 meter persegi lahan yang digunakan oleh pedagang ini di area yang dikelola oleh Dispora Kalbar. Jumlah ini terbilang cukup besar untuk biaya pemasukan per harinya hanya dari pedagang tanaman hias.

"Kami sudah mulai berdagang disini sejak tahun 80-an, dan terus berkembang hingga sekarang ini. Dan memang untuk penggunaan lahan disini dikenakan biaya," katanya.

Dengan omzet rata-rata perbulan 2-5 juta rupiah diberlakukannya peraturan ini diakui oleh Fauzi ada beberapa yang merasa keberatan. Hanya saja dengan tersedianya lahan untuk berdagang ini diakuinya juga cukup terbantu.

"Setelah kami sosialiasikan memang ada beberapa yang keberatan. Namun setelah diberikan pengertian dan penjelasan mereka bisa menerima karena terbantu juga berjualan di area ini," pungkasnya.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved