Bedah Buku Salam Zero

Kisah Brigjen Arief Kembalikan Uang dari Pimpinan BCA

Ada testimoni menarik ketika Head Of Halo BCA, Nathalia Wani Sabu saat launching buku yang menceritakan sepak terjang Kapolda Kalbar

Penulis: Novi Saputra | Editor: Arief
TRIBUN PONTIANAK/LEO PRIMA
Kapolda Kalbar Brigjen Arief Sulistyanto (kedua kanan) bersama para pembahas bedah buku Salam Zero di Mapolda Kalbar, Selasa (24/3/2015). 

Pemred Tribun Pontianak, Ahmad Suroso mengaku sangat tertarik pada Bab 7 yang berjudul Kapolda Putra Petir. Sebab menceritakan Arief Sulistyanto yang mendapat gelar kehormatan Belarek yang berarti guntur atau petir dari Dayak Kayan saat Kapolda berkunjung ke Kapuas Hulu. Ini mengingatkan pada tokoh pahlawan super dalam cerita klasik terkenal asli Indonesia: Gundala Putra Petir.

Hal itu terkait dengan sosok Kapolda yang kehadirannya di Kalbar membuat gentar para pelaku kejahatan dan penyimpangan. "Buktinya Kalbar yang daerah perbatasan dengan Malaysia dan rawan penyelundupan, kini pelakunya tiarap dan tidak berani," kata Roso, panggilan Ahmad Suroso.

Tak kalah penting, kata Roso adalah kebijakan mengenai jaminan tidak ada lagi polisi di perkebunan maupun pembentukan satgas mafia tanah. Sebab tingginya angka konflik diperkebunan maupun mafia tanah, kerap kali membenturkan polisi kepada masyarakat banyak.

Menanggapi apresiasi yang disampaikan para pembahas dan tamu undangan, Arief menjawab dengan senyum mengembang, "Saya bukan orang luar biasa, tetapi masyarakat Kalbar yang luar biasa mendukung kerja saya, sehingga hari ini sudah sepuluh bulan, sepuluh hari saya bertugas di Polda Kalbar.

Suami dr Niken Manohara M.Gizi itu mengungkapkan, polisi profesional itu bekerja untuk negara dan masyarakat, sehingga jangan sekali-kali seorang polisi merasa lebih dari masyarakat.
"Pola pikir yang saya bangun saat ini, seorang polisi hadir untuk negara dan masyarakat karena masyarakatlah 'juragan' kami," ujarnya dikutip Antara.

Buku yang ditulis ditulis Kompol Sumarni, Kanit Tindak Pidana Korupsi di Ditkrimsus Polda Kalbar yang diperbantukan di sebagai Perwira Menengah Staf Pribadi Pimpinan (Spripim) itu menceritakan langkah Arief dalam melakukan revolusi mental dan membentuk polisi yang antisuap dan antikorupsi.

Dalam buku setebal 186 halaman terbagi dalam 19 bab itu digambarkan program Arief memperbaiki kinerja Polda Kalbar selama 10 bulan terakhir. Polisi di jajaran Polda Kalbar dipacu kinerjanya. Antisuap, antikorupsi, antisetoran, dan juga semangat melayani masyarakat dicanangkan. Pengawasan kepada reserse juga ditanamkan.

"Satu hal yang paling penting menjaga peradaban bangsa. Sebelum kita menjaga harus menjadi manusia yang beradab, memahami norma-norma dan kultur," terang Arief. (bersambung)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved