Editorial
Koalisi Semakin Kerucut
Namun, akankah Partai Demokrat yang dikomandoi Susilo Bambang Yudhoyono akan merapat ke Prabowo?
Penulis: Ahmad Suroso | Editor: Steven Greatness
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Peta koalisi semakin mengerucut. Calon presiden (capres) dari Partai Gerindra Prabowo Subianto didampingi Ketua Umum DPP Partai Amanat Nasional (PAN) Muhammad Hatta Radjasa, bertemu Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) Selasa (13/5/2014) silam. Dalam pertemuan itu, Prabowo Subianto mengaku mendapat restu dari Presiden SBY untuk maju ke Pilpres bersama Hatta Rajasa.
Dalam Pemilu Legislatif 2014, Gerindra menempati posisi di urutan ketiga dengan perolehan suara 14.760.371 (11,81 persen). Sedangkan, PAN mendapatkan 9.481.621 (7,59 persen). Jika ditotal, maka perolehan suara kedua partai tersebut baru mencapai 19,4 persen.
Berdasarkan Undang-undang Nomor 42 Tahun 2008 tentang Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden, pasal 9 menyebutkan: Pasangan calon diusulkan oleh partai politik atau gabungan parpol peserta pemilu yang memenuhi persyaratan perolehan kursi paling sedikit 20% dari jumlah kursi DPR atau 25% dari suara sah nasional dalam Pemilu anggota DPR, sebelum pelaksanaan Pemilu Presiden dan Wakil Presiden.
Artinya, untuk maju menjadi capres, maka Prabowo Subianto butuh 5,6 persen suara lagi. Harapan Prabowo, PPP yang mendapatkan suara 8.157.488 (6,53 persen) bisa bergabung.
Jika Demokrat bergabung, Poros Prabowo semakin kuat, karena dalam Pileg kemarin Demokrat meraih suara 12.728.913 (10,19 persen).
Namun, akankah Partai Demokrat yang dikomandoi Susilo Bambang Yudhoyono akan merapat ke Prabowo? Seandainya Demokrat bergabung, bagaimana nasib para peserta Konvensi Capres Partai Demokrat yang sampai saat ini belum diumumkan? Kabar terbaru yang sedikit mengejutkan kemarin, Partai Demokrat akan mencapreskan Sri Sultan HB X yang notabene kader Golkar.
Dalam politik pendadakan (perubahan) sikap adalah hal yang biasa. Tak ada yang tak bisa diubah demi terpenuhinya kepentingan. Sementara seandainya Demokrat ngotot menampilkan capres dari hasil konvensi, rasa-rasanya tidak mungkin, kecuali Demokrat mau berkoalisi dengan Partai Golkar plus satu partai kecil.
Dalam Pileg kemarin Partai Golkar menempati urutan kedua dengan perolehan suara 18.432.312 (14,75 persen), sedangkan Demokrat hanya mendapat 10,19 persen. Jika ditotal, baru mencapai 24.94 persen. Artinya, belum menyentuh angka 25 persen suara. Akankah Demokrat mau merapat ke Partai Golkar?
Tampaknya jauh dari skenario. Mengapa? Kemarin Ketua Umum Partai Golongan Karya Aburizal Bakrie (Ical) dan calon presiden dari PDI Perjuangan Joko Widodo (Jokowi) Selasa (13/5/2014) sore bertemu di Pasar Gembrong, jalan Pangkalan Asem, Jakarta Pusat. Pada pertemuan tersebut keduanya kompak mengenakan kemeja warna putih. Keduanya blusukan.
Tanda-tanda koalisi? Bisa jadi. Atau jangan-jangan Ical menempatkan diri menjadi orang nomor dua (cawapres) Jokowi. Jika skenario itu benar, bagaimana dengan Jusuf Kalla yang selama ini digadang-gadang menjadi cawapres Jokowi? Padahal selama ini sejumlah kalangan memprediksi jika Jokowi-JK maju, maka basis suara Golkar di Indonesia Timur akan lari ke JK.
Memang sampai saat ini Poros Demokrat masih belum jelas kemana arah anginnya. Beda dengan Poros Jokowi yang telah mendapatkan dukungan dari PKB dan Nasdem. PDI Perjuangan menduduki rangking satu meraih 23.681.471 suara (18,95 persen), PKB perolehan suara 11.298.957 (9,04 persen) dan Nasdem 8.402.812 (6,72 persen). Total gabungan ketiga partai mencapai 34,71 persen.
Kini rakyat sedang menanti siapa capres yang akan bertarung di Pilpres 2014. Tak menutup kemungkinan akan ada dua calon, Jokowi-JK atau Jokowi-Ical dan Prabowo Subianto-Hatta.
Bila skenario ini benar, maka pertarungannya semakin sengit karena hanya satu putaran. Sekarang tinggal PKS dan Hanura yang belum menentukan sikap.
Kita semua berharap, siapapun capres yang maju, rakyat Indonesia ke depan akan memiliki presiden baru yang siap membawa angin perubahan agar Indonesia menjadi lebih gemilang, lebih terhormat, lebih ternama, lebih makmur, lebih cemerlang dibanding tahun-tahun sebelumnya. (*)