Peminat MIN Membludak, Wizastuti: Kuota Kami Tahun Ini 136 Murid

Sistem penerimaan tidak ada tes, kita berdasarkan usia, zona dan wawancara guna mengetahui kesiapan anak belajar

Penulis: Syahroni | Editor: Jamadin
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/ SYAHRONI
Kepala Madrasah, Dra. Wizastuti MPd. 

Peminat MIN Membludak, Wizastuti: "Kuota Kami Tahun Ini 136 Murid

PONTIANAK - Proses penerimaan peserta didik baru tahun ajaran 2019-2020 tingkat Madrasah Iftidaiyah Negeri (MIN) di Kota Pontianak telah dilakukan.

Seperti Madrasah Iftidaiyah Negeri (MIN) di Pontianak Timur yang merupakan Filial dari MIN 1 Pontianak tampak didatangi ratusan masyarakat yang inginendaftarkan putra-putri mereka di madrasah itu.

Minat masyarakat untuk memasukan anak mereka pada sekolah agama islam yang berada dibawah kementerian agama ini cukup tinggi. Pihak madrasah membuka beberapa ruang kelas untuk menampung para pendaftar kemudian dewan guru langsung memeriksa berkas satu persatu didalam ruang kelas.

Menurut Kepala Madrasah, Dra. Wizastuti MPd menuturkan bahwa peminat yang datang sudah melebihi kuota yang ditentukan.

Baca: Diduga Terlibat Peredaran Narkotika, Pria 25 Tahun Dibekuk Saat Nyantai Samping Jembatan Jalan Baru

Baca: VIDEO: Seorang Wanita Tewas Terlindas Truk di Jalan A Yani, Ini Keterangan Saksi

MIN Pontianak Timur menerima 136 murid baru sedangkan mereka yang mendaftar sudah 320.

"Kuota kami tahun ini 136 orang murid, sedangkan mereka yang mendaftar sudah delapan kelas, setiap kelas ada 40 orang berarti 320 orang sudah mendaftar pada waktu sekitar satu jam, jumlah ini kemungkinan bertambah karena kita buka selama dua jam hingga pukul 10.00 WIB," ucap
Kepala Madrasah, Dra. Wizastuti MPd saat diwawancarai disela-sela ia meninjau proses pemeriksaan berkas oleh staf dewan guru, Senin (24/6/2019).

Ia menegaskan pihaknya di madrasah dalam penerimaaan mengutamakan usia. Selain itu, adapula sesi wawancara untuk memastikan kesiapan calon siswa dalam belajat nanti.

"Semua yang mendaftar memang tidak diterima semua sebab daya tampung terbatas.
Kita tentu utamakan yang usianya paling tinggi atau tujuh tahun dan minimal 1 Juli 2019 ini mereka tepat umur 6 tahun," tambah Wizastuti

Sementara masalah zonasi memang tetap diperhatikan, untuk melihat calon peserta didik yang terdekat terlebih dahulu. Namun ia fleksibel sebab MIN tidak banyak seperti SD Negeri lainnya sementara peminatnya sangat banyak.

Kepala Madrasah, Dra. Wizastuti MPd memastikan dalam penerimaan pihaknya tidak menggunakan seleksi tes, namun ia tak menampik ada proses wawancara guna mengetahui kesiapan anak.

"Sistem penerimaan tidak ada tes, kita berdasarkan usia, zona dan wawancara guna mengetahui kesiapan anak belajar," tambah Wizastuti.

Lanjut disampaikannya, alasan melakukan wawancara lantaran pihaknya khawatir kalau ada anak yang berkebutuhan khusus. Sedangkan pihaknya tidak mempunyai kemampuan mengajarnya nanti.

"Kami tidak ada tes membaca, tidak ada tes berhitung dan tidak ada tes menulis. Cuma kita inginnya sebagai murid madrasah, tentunya kami harus tau kalau mereka agama apa, itulah yang kami tanyakan pada calon murid nanti," jelasnya.

Baca: VIDEO: Paolus Hadi Lantik Kukuh Triyatmaka Sebagai Pj Sekada Sanggau

Kemudian contoh lainnya, pihak guru akan melihatkan gambar masjid apakah anak itu mengetahui kalau itu masjid dan warnanya apa.

"Kami hanya menunjukan gambar saja untuk mengetahui mereka apakah mengetahui itu masjid misalnya. Ini adalah madrasah maka setidaknya kami hrus tahu mengenai agamanya apa, terus memastikan apakah yang bersangkutan mengalami kebutuhan khusus atau tidak," tutup Wizastuti.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved