Pria Ini Berhasil Turunkan 49 Kg Berat Badannya dengan Diet Sederhana
Dan pekerjaan kitalah yang membuat kita terjebak dalam gaya hidup pasif. Termasuk pria yang bernama Jason Phelps ini.
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Siapa pun tentunya menginginkan bentuk tubuhnya yang ideal. Lalu, berbagai macam cara dilakukan untuk memperolehnya.
Namun, bagi orang yang terbiasa duduk di belakang meja, umumnya memiliki masalah dengan berat badan mereka.
Meski saat remaja terbiasa hidup aktif, namun ketika dewasa gaya hidup kita bisa saja berubah drastis.
Dan pekerjaan kitalah yang membuat kita terjebak dalam gaya hidup pasif. Termasuk pria yang bernama Jason Phelps ini.
"Saya merasa berat badan perlahan naik. Tapi, mulai di akhir usia dua puluhan, tingkat aktivitas saya menurun ketika saya memulai karir saya," ucapnya.
Pria 40 tahun ini bekerja sebagai manajer konsultan pajak dan akuntansi di Ann Arbor, Michigan.
Pola makan buruk dan kurangnya olahraga adalah dua faktor yang membuat berat badannya melonjak drastis.
Berat badannya memang naik secara lambat. Oleh karena itu, ia cederung mengabaikannya.
"Tapi, kenaikan dua hingga empat kilo per tahun membuat berat badan sangat tinggi selama 15 tahun," ucapnya.
Phelps menduga berat badannya naik hingga titik tertinggi 181 kilogram. Saat menimbang berat badannya di bulan Februari 2018, ia mendapai bobot tubuhnya menjadi 179 kilogram.
"Hasil timbangan itu membuatku takut. Aku merasa bertekad untuk melakukan perubahan," ucapnya.
Saat itu Pheps berusia 39 tahun dan tak ingin berat badannya melebihi 200 kilogram saat berulang tahu ke 40.
Sebelumnya, ia pernah mendengar tentang diet puasa intermiten, pola diet yang membatasi waktu makan dengan "jendela" makan tertentu, yang diklaim efektif untuk banyak orang.
Sejak saat itu, dia memulai akhir pekannya dengan berpuasa selama 16 jam sehari, tepat di hari Sabtu dan Minggu.
Melihat hasilnya yang begitu efektif, ia melanjutkan puasa yang dijalaninya dengan model 16:8, yaitu berpuasa 16 jam dan makan dalam kurun waktu delapan jam.