Pillpres 2019

Klaim Prabowo Dominan Didebat Kedua, BPN Kritisi Data Tidak Valid Jokowi Hingga Serang Pribadi

Anggota Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi, Herzaky M. Putra mengklaim jika didebat kedua Prabowo lebih dominan.

TRIBUN/ISTIMEWA
Deputi Kogasma Partai Demokrat, Herzaky M. Putra bersama Agus H. Yudhoyono di National University Hospital, Singapura 

Klaim Prabowo Dominan Didebat Kedua, BPN Kritisi Data Tidak Valid Jokowi Hingga Serang Pribadi

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Anggota Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi, Herzaky M. Putra mengklaim jika didebat kedua Prabowo lebih dominan.

Walaupun memang diakuinya format debat kedua jauh lebih menarik dari pada yang sebelumnya.

"Jokowi mungkin tampak lebih percaya diri dengan mengumbar data. Tetapi, justru di sinilah letak kelemahan Jokowi. Data yang disampaikan Jokowi ternyata tidak valid," katanya, Senin (18/02/2019).

Menurut Deputi Kogasma Partai Demokrat ini, data yang tidak valid disampaikan Jokowi ialah dari data impor jagung, kebakaran hutan, maupun konflik agraria.

Baca: Luruskan Pernyataan Soal Karhutla Tidak Ada Saat Debat Capres, Jokowi: Turun Drastis 85% Lebih

Baca: Pimpin Ikrar Taruna Akpol, Komjen Arief: Jangan Ada Lagi Kekerasan Antara Senior dan Junior

Baca: Antisipasi Karhutla, Saptiko Mengaku Telah Mempersiapkan Peralatan dan Personel

Padahal, selaku seorang petahana, kata dia, seharusnya menguasai data-data hasil kerjanya.

Bahkan, karena terlalu fokus dengan data, lanjutnya Jokowi malah gagal menunjukkan visi dan misi besarnya untuk Indonesia.

"Prabowo yang lebih mampu menunjukkan sosok sebagai seorang Presiden. Prabowo lebih fokus menjabarkan visi besar dan arah pendekatan yang akan dipilihnya untuk membangun Indonesia," terangnya.

Bukan hanya itu, lanjut politisi kelahiran Pontianak ini, Jokowi di debat kedua ini bahkan tampak frustasi dengan menyerang pribadi Prabowo.

"Ini langkah tidak patut dari Jokowi. Seharusnya dalam debat di level seperti ini, kedua pihak berbicara masalah-masalah besar bangsa. Visi, misi, strategi, dan program kerja strategis capres untuk perbaikan dan kemajuan Indonesia ke depannya. Bukan malah membahas urusan pribadi," bebernya.

"Kalau mengutip Margaret Thatcher, mantan PM Inggris, dia senang jika sudah diserang pribadinya, karena berarti lawannya tidak lagi memiliki argumen politis. Seakan-akan Jokowi sudah kebingungan, sehingga urusan pribadi pun dibawa-bawa ke panggung besar ini," tutup Herzaky.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved