Pimpin Ikrar Taruna Akpol, Komjen Arief: Jangan Ada Lagi Kekerasan Antara Senior dan Junior
Bukan dengan cara ndompleng, jangan karena belas kasihan dan jangan meminta ke sana ke mari
Penulis: Rivaldi Ade Musliadi | Editor: Jamadin
Pimpin Ikrar Taruna Akpol, Komjen Arief: Jangan Ada Lagi Kekerasan Antara Senior dan Junior
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, SEMARANG - Kalemdiklat Polri Komjen Pol Arief Sulistyanto memimpin upacara hari Kesadaran Nasional di Akademi Kepolisian Semarang, Senin (18/2/2019).
Upacara dihadiri oleh Gubernur Akpol Irjen Pol Rycko Amelza Daniel dan seluruh perangkat pendidikan Akpol serta seluruh Taruna Akpol.
Dalam upacara itu Arief sapaan akrabnya juga menerima Ikrar Taruna Akademi Kepolisian tentang Komitmen Integritas yang dibacakan oleh Dan Menkorps Tar didampingi perwakilan Taruna tiap angkatan dengan diikuti semua taruna Akpol.
Ikrar yang diucapkan berisi 7 point yang intinya penanaman kesadaran pribadi para taruna untuk selalu berfikir, bersikap dan bertindak dalam norma dan nilai etika taruna serta menerapkan sifat open, tertib, bersih dan bertanggung jawab sebagai implentasi nilai-nilai kepemimpinan.
Baca: FOTO: Tatung Cuci Jalan di Cepan Vihara Tri Dharma Bumi Raya Singkawang
Baca: Kadin Dukung Pencanangan Bandara Baru di Singkawang
Dalam kesempatan itu Kalemdiklat menyampaikan arahan, yakni para taruna harus mempersiapkan dirinya untuk menjadi perwira ksatria yang mandiri dan berintegritas mulai dalam masa pendidikan.
Integritas harus tertanam dan menjadi kebutuhan sebagai bekal kelak menjadi perwira dan pemimpin Polri di masa depan. Para taruna kelak akan menjadi pemimpin Polri harus siap menghadapi tantangan dan mampu mengatasinya dengan baik dan tuntas.
Arief juga mewanti-wanti bahwa untuk menuju puncak harus dimulai dari bawah, untuk menjadi besar harus di mulai dari yang kecil. Menjadi pemimpin harus melalui proses yang benar karena leadership adalah proses, bukan instan.
Menjadi pemimpin yang baik harus dilakukan dan dialami sendiri melalui perjuangan .
"Untuk bisa menjadi perwira dan pemimpin yang matang dan mumpuni harus dari usaha diri kita sendiri dengan memupuk prestasi. Bukan dengan cara ndompleng, jangan karena belas kasihan dan jangan meminta ke sana ke mari. Semua harus berdasar kinerja dan prestasi," ujar Arief.
Mulainya dari saat ini dan sekarang ini serta dari diri sendiri selagi dalam masa pendidikan. Para taruna harus bisa mulai menjaga diri dan mempersiapkan diri untuk
Hilangkan tradisi perilaku yang tidak baik dan jangan dilakukan lagi selamanya, jangan ada lagi tradisi kekerasan dalam hubungan senior dengan junior. Bangunlah hubungan senior dengan junior yang harmonis, saling asah, saling asih dan salung asuh. Inilah modal untuk membangun soliditas Polri ke depan.
Yang saat ini menjadi senior suatu saat akan bisa menjadi anak buah juniornya, demikian sebaliknya. Jaga dan binalah hubungan kekerabatan taruna dengan tradisi yang baik, saling mendukung dan mendorong untuk mencapai sukses dalam pendidikan dan perjalanan karier.
Baca: Jasa Raharja Serahkan Santunan Kepada Istri Anggota DPRD Sambas Korban Lakalantas di Wajok
"Saya yakin kalian dan saudar semua sepaham dengan saya, tinggalkan tradisi buruk yang selama ini merusak kehidupan taruna, bangun tradisi baru yang humanis, profesional dan kekinian," tegasnya.
"Kalian berasal dari berbagai latar belakang keluarga, ada yg anak petani, ada anak sopir, pegawai negeri, pejabat sipil maupun TNI/ Polri bahkan ada anaknya jendral. Menjadi tugas kami di Akpol ini untuk membentuk kalian dengan karakter perwira ksatria. Saya tidak perduli latar belakang orang tua kalian, yang saya pedulikan adalah mendidik dan membentuk kalian menjadi perwira dan pemimpin yang hebat dan mumpuni," sambung Arief.
Sekali lagi agar dicamkan bahwa kalian harus menjadi sosok yang mandiri dan bertanggung jawab, sosok calon pemimpin yang berani dan berintegritas.
"Jangan berharap kalian bisa maju kalau dirimu tidak ada kehendak untuk maju. Perubahan harus dimulai dari dalam diri sendiri, jangan sampai dirubah oleh orang lain," pungkas Arief.