Adopsi Bayi Terganjal SP3 Polisi, Keluarga di Sui Ambawang Ini Menahan Pilu
Setiap hari kami sempatkan ke sana, melihat bayi itu dimandikan. Kami juga bawakan susu dan perlengakapannya, kami ikhlas
Penulis: Faisal Ilham Muzaqi | Editor: Didit Widodo
Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Yak
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, KUBU RAYA - Untung Selamet (47) dan istrinya hanya bisa menahan pilu. Warga Dusun Karya 1 RT3/RW2, Desa Jawa Tengah, Kecamatan Sungai Ambawang, Kabupaten Kubu Raya ini sangat sedih memikirkan seorang bayi berumur sebulan lebih yang belum dapat diadopsinya.
"Besar harapan kami untuk mengadopsi bayi itu. Karena dari awal bayi itu ditemukan di depan rumah saya, sedikit banyak kami sudah merawat meskipun hanya satu jam. Artinya, sudah seperti anak kandung kami," ujar Untung usai dari Kantor Dinas Sosial Kubu Raya, Senin (18/2/2019).
Untung yang merupakan karyawan di sebuah pabrik industri karet ini tidak dapat mengadopsi bayi yang ditemukan di teras depan rumahnya ini. Pasalnya bayi temuan itu masih dalam proses penyelidikan kepolisian, hingga menunggu penetapan adanya proses lelang adopsi sesuai PP No 54 tahun 2007 tentang aturan pengangkatan anak.
Meski sudah lebih dari tiga pekan menerima penolakan permohonan adopsi, Untung dan keluarganya masih berharap ada pertimbangan lain yang membuatnya dapat tetap mengadopsi bayi tersebut.
Bayi perempuan itu ditemukan keluarga Untung Slamet di dalam kardus kipas angin di depan pintu rumahnya saat anak sulungnya hendak mengeluarkan motor pada Rabu 26 Desember 2019. Kini bayi yang diperkirakan baru berumur satu bulan lebih ini dirawat di Lembaga Kesejahteraan Ibu dan Anak (LKIA) Permata Ibu, Jalan Sulawesi (tepatnya di persimpangan Jl Sulawesi-Jl Maluku).
Sejak bayi itu ditemukan, Untung langsung tertarik untuk mengadopsinya. Rencana itu pun disetujui sang istri, kedua anak laki-laki, dan keluarga besarnya.
"Kami sekeluraga sudah siap lahir dan batin. Setiap hari kami sempatkan ke sana, melihat bayi itu dimandikan. Kami juga bawakan susu dan perlengakapannya, kami ikhlas. Saya lihat perlengkapan tak ada saya belanja perlengkapan semua baju, bedongnya," ungkapnya.
Untung mengatakan, kerap menggendong dan memberi susu pada 'calon bayinya' selama di LKIA. "Matanya memandang ke saya terus dan membuat saya sudah sangat cinta pada anak ini dan sudah sangat sayang," ungkapnya.
Baca: Yayasan Bhakti Suci Ikrar Pemilu Damai 2019, Kapolda Kalbar Serukan Rawat Kebhinekaan
Baca: Link Live Streaming Tatung Singkawang dan Atraksi Naga Kota Pontianak di Puncak Cap Go Meh
Permohonan Adopsi
Ketika sang bayi masih dirawat di LKIA, Untung dan istri mulai mengajukan permohonan untuk mengadopsi bayi tersebut kepada Dinas Sosial Kabupaten Kubu Raya. "Saya buat permohonan, saya ikuti semua syarat,” kata dia.
Namun sejak pertama kali ditemukan, sampai saat ini proses adopsi tak kunjung selesai, hingga Untung merasa seperti ada yang sengaja memperlambat proses adopsi itu.
Hingga, Senin (18/2) pagi, Untung kembali mendatangi Kantor Dinas Sosial Kubu Raya, di Jl Adisucipto dan bertemu dengan Kepala Dinas Sosial, dr Nursyam Ibrahim, M Kes. Namun ia belum puas mendengar penjelasan dari kepala dinas. "Tentu saya merasa tidak puas dengan hasil pertemuan tadi, karena anak itu belum ada di tangan saya," tukasnya.
Namun Untung mengaku sedikit lega setelah mendengar penjelasan dari Kepala Dinas Sosial yang masih menunggu Surat Penghentian Penyidikan Perkara (SP3) dari kepolisian terkait kasus temuan sang bayi. Setelah itu si bayi akan dikembalikan ke negara dan akan ada proses lelang adopsi sesuai aturan pemerintah RI.
“Kami akan kawal perkembangan kasus ini hingga terbit SP3 polisi. Saya berharap anak itu bisa menjadi angota keluarga kami, dan menjadi warga Sungai Ambawang. Padahal dari awal kami sudah memohon adopsi, karena anak itu saya yang menemukan di depan pintu rumah saya, saya mohon kalau bisa janganlah dipersulit seperti ini,” tukasnya.
Ia pun mendengar sudah ada beberapa berkas permohonan adopsi dari orang lain selain yang diajukan Untung. “Makanya kami datang ke Kantor Dinas Sosial Kubu Raya untuk memastikan. Jika anak tersebut sampai diadopsi oleh orang lain tentu kami sangat kecewa, dan kami sama sekali tidak menginginkan hal itu," katanya.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/pontianak/foto/bank/originals/keluarga-untung.jpg)