Per 4 Februari 2019, 4 Orang Meregang Nyawa Karena DBD di Kalbar
Dinas Kesehatan (Diskes) Provinsi Kalimantan Barat mengimbau masyarakat Kalimantan Barat untuk waspada terhadap wabah DBD
Penulis: Jimmi Abraham | Editor: Madrosid
Per 4 Februari 2019, 4 Orang Meregang Nyawa Karena DBD di Kalbar
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK – Dinas Kesehatan (Diskes) Provinsi Kalimantan Barat mengimbau masyarakat Kalimantan Barat untuk waspada terhadap wabah Demam Berdarah Dengue (DBD).
Hal ini menyusul data per 4 Febuari 2019, total kasus DBD di wilayah Kalbar tercatat sebanyak 363 pasien. 4 kasus diantaranya akibatkan 4 orang harus meregang nyawa yakni 2 orang di Ketapang, 1 orang di Kubu Raya dan 1 orang di Kabupaten Sanggau.
Kasus DBD banyak terjadi di Kabupaten Ketapang dengan 117 kasus. 2 orang meninggal. Dinkes memberikan peringatan siklus fenomena kasus DBD lima tahunan.
Baca: Tersangka KPK, Begini Nasib Pencalonan Sukiman di DPR RI
Baca: Lantik PAW PPK dan PPS, Ini Pesan Ketua KPU Mempawah
Baca: Ditetapkan Tersangka, Anggota DPR RI Dapil Kalbar Sukiman Ungkap Hal Ini dan Mohon Didoakan
Penanggung Jawab Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit (P2PM) Demam Berdarah Dengue (DBD) Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat, Erliansyah mengatakan kendati Kalbar masih aman bila dibandingkan provinsi-provinsi lain di Indonesia, namun kasus-kasus DBD harus menjadi perhatian serius semua pihak.
“Kewaspadaan itu indikatornya adalah Case Fatality rate (CFR). Angka kematian kasus DBD Kalbar hingga per 4 Februari 2019 sudah diatas satu persen. 4 orang meninggal dunia dari 363 kasus se-Kalbar,” ungkapnya kepada Tribun Pontianak, Kamis (7/2/2019).
Kasus meninggal dunia karena DBD, kata dia, disebabkan karena pasien yang terinfeksi virus dengue (DENV) terlambat dibawa ke rumah sakit. Rata-rata pasien yang dibawa sudah dalam keadaan syok.
“Selain itu, penyebab lainnya adalah kesalahan diagnosis,” terangnya.
Baca: Konsultasi Rancangan Awal RKPD Kalbar 2020, Midji Tegaskan Fokus Capai Target Desa Mandiri
Baca: Miris! Beredar Foto Ibu Hamil Naik Rakit Bambu Terobos Banjir di Subah Sambas
Baca: KPU Kabupaten Ketapang Bentuk 10 Kelompok Relawan Demokrasi
Erlianysah meminta masyarakat segera bawa anggota keluarga yang sakit demam ke rumah sakit. Hal ini agar penyakit yang diderita bisa segera didiagnosis melalui pemeriksaan. Apakah terindikasi DBD atau bukan.
“Gejala demam berdarah itu seperti demam tinggi mencapai 40 derajat, muka kemerahan, kulit memerah, nyeri seluruh tubuh, sakit kepala, mual dan muntah, infeksi tenggorokan dan sakit di sekitar bola mata,” paparnya.
Ia mengakui pemahaman masyarakat terkait cara awal mendeteksi gejala DBD sangat penting. Selama ini pihaknya terus gencarkan sosialisasi terkait hal itu.
“Kesadaran masyarakat untuk jaga lingkungan sekitar tetap bersih juga harus terus digalakkan. DBD berawal dari lingkungan. Masyarakat harus jaga kebersihan. Itu paling utama,” pesannya.
Erliansyah memastikan anggaran logistik DBD telah dialokasikan ke kabupaten/kota masing-masing.
“Dinas kesehatan kabupaten/kota seharusnya sudah menyediakan logistik DBD ini,” tukasnya.