Sikapi Postingan Viral Medsos 24 Pelajar di Bengkayang, Midji: Saya Akan Kesana
Saya akan kesana. Kita akan bantu dari segi kelayakannya,” ungkapnya saat diwawancarai awak media
Penulis: Jimmi Abraham | Editor: Tri Pandito Wibowo
Sikapi Postingan Viral Medsos 24 Pelajar Di Bengkayang, Midji: Saya Akan Kesana
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK – Gubernur Kalimantan Barat, H Sutarmidji menegaskan akan segera kunjungi pondok sederhana berkondisi memprihatinkan yang dihuni oleh 24 orang pelajar asal Sekolah Dasar (SD) 04 dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) Kecamatan Lumar di Dusun Sempayuk, Desa Belimbing, Kecamatan Lumar Kabupaten Bengkayang Provinsi Kalbar.
Informasi ini viral di media sosial. Para pelajar itu berasal dari Desa Sentalang, Desa Setia Budi, Kabupaten Bengkayang yang bisa ditempuh sekitar 3-4 jam jika berjalan kaki dari Dusun Sempayuk. Karena pertimbangan jauhnya jarak tempuh, maka para pelajar harus berdiam di gubuk kayu itu.
"Saya akan kesana. Kita akan bantu dari segi kelayakannya,” ungkapnya saat diwawancarai awak media di Kantor Gubernur Kalbar, Rabu (30/1/2019).
Baca: Link Live Streaming Fiorentina vs AS Roma Perempat Final Coppa Italia Pukul 00.15 WIB
Baca: Tertekan, DH Akhiri Hidup Dengan Gantung Diri, Begini Kesaksian Rekannya
Baca: Kebakaran Rumah Adat Dayak di Ngabang, Ini Keterangan Saksi Mata
Baca: Jelang Imlek dan Cap Go Meh, Jon Mochtar Rita Pastikan Terjadi Tren Kenaikan
Ia menimpali kasus ini harus jadi pelajaran. Dunia pendidikan harus menjadi perhatian penting bagi pemerintah kabupaten dan pemerintah kota masing-masing wilayah.
“Perhatian bagi dunia pendidikan kabupaten dan kota itu penting. Viralkan saja, tidak masalah. Biar orang tahu apakah masyarakat memang diurus atau tidak. Harusnya diurus masyarakat tu. Bupati atau Wali Kota harus turun melihat,” terangnya.
Sutarmidjipun menambahkan ke depan konsep yang dilakukan adalah mendekatkan sekolah ke murid. Bukan mendekatkan murid ke sekolah.
“Kalau kawasan itu memang perlu ada jaringan internet. Harusnya bisa dengan sekolah jarak jauh. Selama ini kan tidak. Saya bingung kalau misalnya dilarang mengkritik menggunakan medsos. Padahal kan biar masyarakat tahu program-program pemerintah,” tandasnya.
