Bolehkah Umat Islam Mengucapkan Selamat Natal, Berikut Penjelasan Ustaz Abdul Somad

Fatwa tersebut dikatakannya pernah dikeluarkan ketika organisasi tersebut yang dipimpin oleh Dr. Hamka.

Penulis: Jamadin | Editor: Jamadin
TRIBUN PONTIANAK/DESTRIADI YUNAS JUMASANI
Ustad Abdul Somad atau yang biasa dipanggil UAS keluar dari Kantor Wali Kota Pontianak menuju titik start Ziarah Agung di Taman Alun Kapuas, Jalan Rahadi Osman, Pontianak, Kalimantan Barat, Senin (10/9/2018) pagi. Dengan pengawalan ketat umat menggunakan roda dua dan empat rombongan menuju Pemakaman Raja di Batu Layang untuk berziarah. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Menucapkan selamat Natal bagi kaum muslimin menimbulkan perbedaan pendapat sejumlah ulama.

Ada yang membolehkan, ada yang melarang mengucapkan selamat Natal bagi kaum muslimin.

Baru-baru ini, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kalbar K.H. Basri Har melarang dengan tegas mengucapkan Selamat Natal bagi umat Islam. Larangan itu menurut dia merupakan fatwa MUI.

Fatwa tersebut dikatakannya pernah dikeluarkan ketika organisasi tersebut yang dipimpin oleh Dr Hamka.

Baca: Satu Polisi Mempawah Dipecat dengan Tidak Hormat, Ini Identitasnya

Baca: Ribuan Umat Katolik Ibadah Natal di Gerja Salib Suci Ngabang

Baca: Lakukan Hal Tak Biasa, Cara Iis Dahlia Cuci Tangan Selesai Makan Jadi Sorotan Netizen

Baca: BLACKPINK Mengcover Jingle Bell Rock dari Mean Girl Untuk Konser Osaka, Tonton Videonya

"MUI di bawah kepemimpinan Bapak Dr. Hamka pernah mengeluarkan fatwa tentang larangan untuk mengucapkan Selamat Natal," ujar Basri Har kepada sejumlah awak media, di Masjid Raya Mujahidin Pontianak, Jumat (21/12/2018) sore.

Tidak mengucapkan Selamat Natal, lanjut Basri, bukan berarti umat Islam tidak toleran terhadap agama lain.

Gubenur Kalbar Sutarmidji bersama pejabat tinggi Kalbar hadiri misa Natal di Gereja Katedral
Gubenur Kalbar Sutarmidji bersama pejabat tinggi Kalbar hadiri misa Natal di Gereja Katedral 

Baca: Ini Pesan Pastor Terhadap Pemilu 2019

Baca: Satu Polisi Mempawah Dipecat dengan Tidak Hormat, Ini Identitasnya

Selamat Natal dianggapnya lebih dari sekadar ucapan dan bertautan erat dengan akidah.

"Bukan berarti umat Islam tidak toleran. Ini soal akidah masing-masing agama. Jadi hal-hal seperti itu jangan terlalu dipaksakan," tambah Basri lagi.

Gubernur Kalbar Sutarmidji bersam Kapolda Kalbar dan Keuskupan pada Malam Natal di Gereja Katedral Pontianak
Gubernur Kalbar Sutarmidji bersam Kapolda Kalbar dan Keuskupan pada Malam Natal di Gereja Katedral Pontianak 

Terkait dengan larangan itu, Ustaz kondang Abdul Somad juga memberikan paparannya.

Menurut Ustaz Abdul Somad dalam video ceramahnya menegaskan, orang yang mengucapkan selamat Hari Natal berarti sudah mengakui tiga hal.

Pertama, mengakui Isa adalah anak Tuhan. Kedua, mengakui Isa lahir pada tanggal 25 Desember.

Terakhir, mengakui Isa mati disalib.  "Ketiga-tiganya ini dibantah oleh Alquran," terang Ustaz Abdul Somad.

Baca: Ribuan Umat Katolik Ibadah Natal di Gerja Salib Suci Ngabang

Baca: Bawaslu Kalbar Imbau Perayaan Natal Tak Dijadikan Sarana Kampanye

Baca: Cinta Laura Digadang-gadang Jadi Miss Universe 2019, Herdiana Ibu Cinta Berikan Jawab Menohok

 "Kafirlah orang-orang yang mengatakan Isa trinitas dan anak Tuhan. Tentang Isa lahir 25 Desember juga dibantah," lanjutnya.

Pada saat Isa kekurangan makanan, kata Ustaz Abdul Somad, Allah memerintahkan untuk mengguncang pohon kurma. Kurma-kurma mengkal pun berjatuhan.

"Kurma mengkal ada di musim panas bulan Juli hingga Agustus," kata Ustaz Abdul Somad.

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved