Hamdani: Kubu Raya Sudah Darurat Rubella
Ia mengatakan untuk diterapkannya status Kejadian Luar Biasa (KLB) memang berbeda antara Measles dan Rubella
Penulis: Try Juliansyah | Editor: Jamadin
Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Try Juliansyah
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, KUBU RAYA - Kepala Dinas Kesehatan Kubu Raya, Berli Hamdani menegaskan di Kubu Raya sudah Darurat Rubella.
Penegasan itu disampaikan setelah ditemukannya masyarakat yang positif Rubella di Kubu Raya.
Menurut Hamdani, dari sample yang diambil disemua kecamatan di Kubu Raya berjumlah lebih dari 50 sample didapati masyarakat yang positif Rubella.
"Jadi dari sample yang kita ambil lima puluh lebih itu, 27 positif campak Measles dan 12 Rubella. Sementara itu masih ada 227 sample lagi yang masih kita pending karena pertimbangan waktu dan biayanya," ujarnya, Rabu (3/10/2018).
Ia mengatakan untuk diterapkannya status Kejadian Luar Biasa (KLB) memang berbeda antara Measles dan Rubella. Ini juga menurutnya berdasarkan dampak yang disebabkan oleh Measles dan Rubella tersebut.
"Penetapan untuk campak berdasarkan kenaikam jumlah kasus dalam kurun waktu yang sama diperiode sebelumnya atau ada yang meninggal, satu saja meninggal sudah KLB. Kalau Rubella ditemukan saja 1 sample sudah KLB, karena dampak Rubella ini jika ada anak yang terjangkit sudah bisa dipastikan bisa cacat bahkan meninggal," ujarnya.
Baca: Kartiyus: Sanitasi dan Air Bersih Pengaruhi Tinggi Rendahnya Angka Stunting Sintang
Maka ia mengatakan untuk Rubella di Kubu Raya bukan lagi berstatus KLB tetapi sudah Darurat.
"Kalau Rubella ini bukan lagi KLB tetapi sudah darurat, sudah seperti bencana karena penyebarannya juga hanya berpapasan bisa terjangkit. Untuk yang menetapkan status ini bisa dari dinas dan atau pernyataan dari kepala daerah, tetapi khusus untuk Rubella ini bisa dari dinas saja yang menetapkan dan kami tetap memperlakukannya sebagai kondisi darurat," ungkapnya.
Ia juga mengatakan penyebaran dan terjangkitnya Rubella ke masyarakat lain di Kubu raya sangat berpotensi besar. Terlebih masih banyaknya yang menolak vaksin MR khususnya dari lembaga pendidikan dibawah naungan kementrian agama.
"Kalau untuk penyebaran Rubella ini terlebih sudah ada yang positif bukan lagi berpotensi tetapi sudah pasti akan bertambah. Terlebih lagi masih banyak yang menolak vaksin ini," tegasnya.
Ia mengatakan untuk penyebaran Rubella di Kubu Raya memang di daerah yang padat penduduk yang memiliki cakupan vaksin sedikit.
Baca: Hingga Saat Ini, Stok Darah B di Markas PMI Sanggau Capai 46 Kantong
"Sudah pasti sebarannya yang padat penduduk seperti di kecamatan sungai raya apalagi kecamatan ini cakupan vaksinnya sedikit. Seperti di sebuah sekolah saja ada 7 orang yang suspect Rubella," ujarnya.
Sudah berstatus darurat Rubella inilah yang menyebabkan pihaknya tidak pernah henti berusaha meyakinkan masyarakat pentingnya vaksin MR ini.
"Karena itu kita tidak pernah berhenti mengkampanyekan vaksin MR ini salah satunya melalui kegiatan di bank Kalbar hari ini sosialisasi dan evaluasi MR di Kubu Raya. Kami mengundang perwakilan dari Ponpes dan sekolah dibawah naungan Kemenag karena dari kalangan ini yang masih banyak menolak vaksin," ungkapnya.
Pada kegiatan tersebut pula dihadirkan pengisi materi yang berkompeten termasuk ketua MUI Kubu Raya untuk memastikan vaksin MR ini hukumnya boleh.
"Kami undang pembicaranya dari dokter anak Dr Nevita, Ketua MUI dan orang tua yang anaknya pernah terserang Rubella. Kami ingin mengedukasi masyarakat betapa pentingnya imunisasi MR dan bahayanya Measles dan Rubella ini," tuturnya.