Idul Adha
Edi Tansuri Berharap Idul Adha Bisa Jadi Sarana Bentuk Masyarakat Sebagai Lilin Kehidupan
Sebagai umat beragama, kita harus menjaga keharmonisan dan juga kerukunan hidup beragama
Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Ishak
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Momentum Idul Adha diharapkan bawa banyak kebaikan. Terutama sebagai sarana bangun kepedulian terhadap sesama, dan sesuatu yang menyatukan masyarakat.
"Kami dari umat Buddha mengucapkan selamat Idul Adha. Di mana perayaan ini adalah untuk bagaimana berikan kepedulian kepada lingkungan kita. Sebagai umat beragama, kita harus menjaga keharmonisan dan juga kerukunan hidup beragama," ujar Ketua Walubi Kalbar, Pandita Edi Tansuri, Rabu (22/8/2018).
Baca: Kesal Bus Bandara Lambat, Wanita Ini Nekat Bawa Sendiri Bus dan Tinggalkan Sopir
Ia berharap adanya Idul Adha, dapat menjadi sarana untuk belajar punya kepedulian terhadap lingkungan sekitar. Sehingga bukan hanya dalam bentuk 'seremonial' memotong hewan kurban, tapi juga menebar kebaikan kepada sesama, seperti fakir miskin dan sebagainya.
Idul Adha menurutnya punya satu filosofi bahwa momentum ini adalah tentang bagaimana memberikan manfaat, sumbangsih kontribusi kepada masyarakat. Agar bisa menjaga kepedulian antar sesama di tengah masyarakat.
Baca: BREAKING NEWS: 10 Ruko di Mempawah Hilir Hangus Terbakar
Ia menilai kehidupan bermasyarakat dewasa ini sangat perlu kepedulian terhadap sesama. Apalagi melihat banyaknya jumlah masyarakat menengah ke bawah, yang sangat membutuhkan uluran tangan kedermawanan.
"Artinya kita memberikan kasih kepada mereka. Bagaimana kita sama-sama bisa merasa sebuah kebahagiaan yang bukan hanya dinikmati segelintir orang," katanya lagi.
Ia juga berharap momentum Idul Adha tidak hanya kurban secara simbolis dengan menyembelih hewan. Tapi juga bagaimana berkorban, menahan emosi, menahan diri agar tidak pertikaian, permusuhan, saling menjelekkan dan menjatuhkan.
"Peran Idul Adha ini adalah bagaimana kita bisa tampil sebagai lilin kehidupan. Bisa menerangi setiap orang yang dalam keadaan gelap hatinya, supaya bisa menemukan penerangan batinnya. Agar ke depan mereka benar-benar merasakan bahwa kebahagiaan ini bukan hanya milik segelintir orang. Tapi adalah milik bersama," pungkasnya.