Kesepian Penyebab Utama Kematian Dini? Berikut Hasil Riset Para Peneliti

Riset dilakukan oleh peneliti Denmark dan menemukan kesepian dapat meningkatkan risiko kematian hingga dua kali lipat pada wanita.

Editor: Jamadin
neT
ILUSTRASI 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Menurut hasil penelitian kesepian dapat meningkatkan risiko seseorang meninggal akibat penyakit kardiovaskular.

Pernyataan ini bukan sekedar mitos belaka. Para peneliti telah mendapatkan bukti-buktinya. Berdasarkan riset yang dipresentasikan di Dublin, Irlandia, pada hari Sabtu (9/11/2018), kesepian adalah penyebab utama kematian dini.

Riset dilakukan oleh peneliti Denmark dan menemukan kesepian dapat meningkatkan risiko kematian hingga dua kali lipat pada wanita.

Sementara itu, risiko yang sama juga ditemukan pada pria, meskipun tidak sebesar risiko yang terjadi pada wanita.

(Baca: Tawarkan Wanita Muda dan Cantik, Pria Ini Diciduk Polisi )

"Kesepian lebih umum hari ini daripada sebelumnya, dan lebih banyak orang hidup sendiri," ucap Anne Vinggaard Christensen, selaku pemimpin riset. Penelitian sebelumnya, kata Anne Vinggaard, telah menunjukkan kesepian dan isolasi sosial meningkatkan risiko penyakit jantung koroner dan stroke. Tapi, riset tersebut belum meneliti pasien dengan berbagai jenis penyakit kardiovaskular.

Riset ini juga mengungkapkan orang yang merasa kesepian, tiga kali lebih mungkin melaporkan gejala kecemasan dan depresi, baik pria dan wanita.

Mereka juga memiliki kualitas hidup yang jauh lebih rendah secara umum. Riset ini telah depresentasikan dalam di EuroHeart 2018, konferensi keperawatan tahunan European Society of Cardiology. Dilansir dari Independent, riset dilakukan dengan menganalisis data dari 13.463 pasien yang menderita penyakit jantung iskemik, aritmia (irama jantung abnormal), gagal jantung atau penyakit katup jantung.

Kualitas jaringan sosial mereka dinilai dengan menghubungkan data dari register nasional dengan hasil dari survei DenHeart. Survei melibatkan semua pasien yang dipulangkan dari lima pusat jantung di Denmark antara April 2013 dan April 2014. Dalam survei, pasien diminta untuk menjawab pertanyaan mengenai kesehatan fisik dan mental mereka, serta tingkat dukungan sosial yang mereka miliki.

(Baca: Tabung Gas LPG 3 Kilogram Langka dan Mahal di Putussibau, Rp 30 Ribu Per Tabung )

Tingkat kesepian masing-masing orang dinilai melalui dua pertanyaan tentang dukungan sosial. Pertanyaan pertama berupa 'apakah peserta memiliki seseorang untuk diajak bicara ketika membutuhkannya'. Sementara itu, pertanyaan kedua berupa 'apakah peserta terkadang merasa sepi dan ingin bersama seseorang'.

"Kesepian adalah prediktor kuat kematian dini, kesehatan mental yang lebih buruk, dan kualitas hidup yang lebih rendah pada pasien dengan penyakit kardiovaskular," papar Anne Vinggaard. Menurutnya, kesepian juga menjadi prediktor yang jauh lebih kuat daripada hidup sendiri, baik pada pria dan wanita.

“Kita hidup di masa ketika kesepian melanda dan penyedia kesehatan harus mempertimbangkan risiko kesepian ini," paparnya.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Waspadai, Kesepian Tingkatkan Risiko Kematian"

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved