Suriansyah: Puisi Sukmawati Soekarno Putri Provokatif dan Tendensius
kami dari pimpinan DPRD Kalbar menyesalkan puisi tersebut yang kami anggap provokatif dan tendensius
Penulis: Chris Hamonangan Pery Pardede | Editor: Jamadin
Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Ridho Panji Pradana
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Satu diantara pimpinan DPRD Kalbar, Suriansyah menyayangkan puisi putri Presiden RI pertama, Soekarno yang membandingkan dengan soal agama.
"Menanggapi puisi ibu Sukmawati yang beredar dimedsos, kami dari pimpinan DPRD Kalbar menyesalkan puisi tersebut yang kami anggap provokatif dan tendensius," ungkapnya, Selasa (3/4/2018).
(Baca: Kapolsek Kuala Behe Ajak Masyarakat Merajut Kebhinekaan )
Menurutnya, Sukmawati Soekarnoputri yang merupakan putri dari proklamator, pendiri bangsa tidak seharusnya membuat puisi yang bisa menyinggung umat muslim diseluruh Indonesia termasuk di Kalbar.
"Kami di Kalbar akan sangat direpotkan dengan adanya puisi tersebut, karena pasti akan ada yang protes, demo, dan lain-lain yang akan merepotkan kita semua termasuk di DPRD Kalbar," katanya.
Pengakuan Sukmawati Soekarnoputri yang mengaku tidak tau syariat Islam tetapi bisa membanding-bandingkan antara sari konde dengan cadar, kata dia, seharusnya kedua hal itu tidak perlu dibandingkan karena terserah masyarakat Indonesia untuk menggunakan konde atau cadar asal tidak saling mengganggu, menyakiti antar anak bangsa.
(Baca: Sosialisasi Saber Pungli di Kapuas Hulu )
"Seharusnya ibu Sukmawati tidak membandingkan kedua hal tersebut," tegasnya.
Kemudian terkait Sukmawati yang juga membandingkan gerai tekukan rambutnya suci sesuci kain pembungkus wujudmu, juga tidak seharusnya dibandingkan.
Politisi Gerindra ini mengatakan, biarlah diberikan kesempatan warga negara terutama muslimah menggunakan pakaian yang sesuai dengan keyakinannya karena ini adalah keyakinan agama harusnya diberikan kebebasan untuk umat meyakininya.
Selain itu, Sukmawati juga mengaku suara kidung ibu Indonesia sangatlah elok lebih merdu daripada suara adzanmu, hal ini juga sangat tidak pantas karena suara adzan merupakan suara untuk mengingatkan dan memanggil para muslim bersama-sama salat, yang seharusnya tidak dibandingkan dengan suara kidung yang hanya berupa suara nyanyian.
"Sebaiknya kami sarankan ibu meminta maaf kepada masyarakat muslim sehingga masyarakat muslim bisa menerima dengan lebih ikhlas, akan tetapi pada masyarakat muslim juga kami imbau untuk tidak berlebihan menanggapi hal ini, anggaplah ibu ini harus diberikan dakwah lebih, pelajaran untuk bisa memahami syariat Islam yang lebih baik sehingga mendapatkan hidayah dari Allah SWT," terangnya.
Ia pun mengharapkan kepada seluruh masyarakat Kalbar yang sudah hidup damai, cinta damai antar sesama anak bangsa, karena kedamaian membuat hidup tenang, bisa meningkatkan kesejahteraan, jangan terpengaruh oleh hal yang tidak seharusnya, anggaplah kesalahan itu karena ketidakmampuan menyerap ilmu agama dan tingkatan keimanan itu yang menjadi tantangan untuk lebih baik.