Rois Syuriyah PW NU Kalbar Sambut Program Desa Madani

Ia juga memberi respect terhadap program pemberian bibit kambing kepada para dai di Kabupaten Sambas.

Penulis: Jimmi Abraham | Editor: Didit Widodo
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/ RIZKY PRABOWO RAHINO
Pengurus Wilayah Persaudaraan Muslimin Indonesia (PW PARMUSI) Kalimantan Barat Periode Tahun 2017-2022 berfoto bersama dengan Ketua Umum Pengurus Pusat (PP) PARMUSI Drs H Usamah Hisyam di Hotel Borneo, Jalan Merdeka, Sabtu (24/3/2018). 

Laporan wartawan Tribun Pontianak, Prabowo

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, TRIBUN - Ketua Rois Syuriyah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PW NU) Kalimantan Barat, Syahrul Yadi sambut baik program desa madani yang diupayakan oleh Persaudaraan Muslimin Indonesia (Parmusi) di Kalimantan Barat. Menurut dia, ini sebagai upaya membantu pemerintah dalam mengatasi permasalahan umat Islam.

"Kemandirian ekonomi saya pikir bagus. Karena itu membantu pemerintah dalam upaya mengentaskan kemiskinan," ungkapnya, Minggu (25/03/2018).

Baca: Ketum Parmusi, H Usamah: Dakwah Penuh Problematika

Ia juga memberi respect terhadap program pemberian bibit kambing kepada para dai di Kabupaten Sambas. Dimana, hasil pemeliharaan dan peternakan kambing bisa dimanfaatkan oleh para dai untuk membantu kehidupan saat dakwah.

"Begitu juga ketika program ini bisa diterapkan ke dalam kehidupan umat. Saya beri apresiasi," terangnya.

Baca: Parmusi Siapkan Lima Dai untuk Satu Kecamatan, Bentuk Desa Madani

Mantan Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kakanwil Kemenag) Kalbar ini juga mengatakan sepanjang program yang dijalankan membantu pemerintah dan sejalan maka apa yang direncanakan merupakan hal baik.

"Organisasi keagamaan dan kemasyarakatan yang punya semangat membangun ukhuwah islamiyah dan perekonomian umat tentu adalah hal yang baik," katanya.

Kendati demikian, ia berharap dalam setiap programnya harus berkoordinasi dan bekerjasama dengan pemerintah. Jangan sampai operasional organisasi berjalan sendiri tanpa ada keterkaitan dengan pemerintah.

"Walaupun mandiri, asal ada koordinasi. Monggo saja. Para dai harus membawa semangat moderasi saat berdakwah. Koordinasi dengan pemerintah penting, ini agar jangan sampai timbul persepsi bahwa dai berjalan sendiri dan pemerintah berjalan sendiri, karena ditakutkan outputnya berbeda," tukasnya.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved