Aksi Sosial, Bhayangkari Meliau Kunjungi Guru dan Anak
Para Bhayangkari menyatakan turut prihatin atas kejadian yang menimpa Lastini serta bisa mengambil Hikmah atas kejadian ini.
Penulis: Hendri Chornelius | Editor: Jamadin
Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Hendri Chornelius
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, SANGGAU - Ada yang berbeda dengan Arisan rutin Bhayangkari ranting Meliau, Sabtu (10/3). Arisan yang biasanya dimulai setiap pukul 13.00 WIB. Kali ini dimulai pukul 09.00 Wib dan diikuti Ketua Bhayangkari ranting Meliau Ratih Pardosi bersama 10 Bhayangkari lainnya.
Walaupun pelaksanaannya dimajukan, para Bhayangkari mengikuti arisan kali ini dengan antusias, karena sebelumnya Ketua Ranting sudah memberitahu adanya rencana mengunjungi Guru (Lastini) yang menjadi korban penganiayaan oleh oknum orang tua murid dan mengunjungi keluarga pelaku penganiayaan.
Para Bhayangkari menyatakan turut prihatin atas kejadian yang menimpa Lastini serta bisa mengambil hikmah atas kejadian ini.
(Baca: Kedapatan Miliki Narkoba, Dua Pria Ini Ditangkap di Ngabang )
Bingkisan sebagai simbol rasa prihatin dan penyemangat juga diserahkan Ketua dan Bhayangkari Meliau kepada Lastini, yang membuat Lastini terharu dan meneteskan air mata atas keperdulian para Bhayangkari Meliau.
Kemudian pada saat mengunjungi keluarga pelaku penganiayaan para Bhayangkari membujuk dan menyemangati anak pelaku, supaya mau kembali sekolah.
(Baca: Tatap Muka Dengan Tokoh Agama, Ini Yang Disampaikan Kapolsek Singkawang Timur )
“Disampaikan juga kepada Ibu si Anak agar mendorong upaya tersebut. Juga diberikan bingkisan kepada si anak berupa tas, perlengkapan sekolah dan boneka lucu sebagai simbol masa cerianya anak dan rasa perduli Bhayangkari terhadap Pendidikan dan Anak, ” kata Ketua Bhayangkari ranting Meliau Ratih Pardosi, Minggu (11/3).
“Ibu si anak juga sangat terharu dan dengan mata berkaca-kaca mengucapkan terima kasih kepada para Bhayangkari dan si anak terlihat senang, ” tambahnya.
Dikatakan Ratih, kita semua prihatin atas peristiwa penganiayaan terhadap Guru yang dilakukan oleh oknum orang tua murid. Kedepannya, semoga penganiayaan terhadap Guru tidak terulang lagi dan Lastini tetap bisa berbuat yang terbaik untuk dunia pendidikan.
“Disisi lain, anak tidak boleh jadi korban atas peristiwa ini. Si Anak harus tetap bersekolah karena berhubungan dengan masa depannya. Semoga kita semua bisa koreksi diri dan mengambil hikmah atas kejadian ini, ” jelasnya.
Selain itu, juga dilaksanakan diskusi internal Bhayangkari berupa evaluasi dan rencana kegiatan Bhayangkari Meliau kedepannya.